Bisnis.com, JAKARTA - Pasar kripto sedang melandai akibat kenaikan suku bunga The Fed yang agresif. Meski demikian, investor baru tetap saja mengalami pertumbuhan dari dalam negeri.
Pasar Kripto Iinternasional berada pada zona hijau meskipun tidak mengalami peningkatan yang signifikan dan terlihat landai pada Kamis (6/10). Selama kurun waktu 24 jam kapitalisasi pasar kripto global mencapai Rp14687.76T, meningkat 0.62 persen.
Berdasarkan data Coinmarketcap Ethereum Name Service dengan kode ENS unggul menjadi top gainers dengan peningkatan 9,97 persen di harga Rp263,7 dan mencetak volume sebesar Rp2,436,605,597,591. Sedangan posisi Losers dipegang oleh Terra Classic dengan kode LUNC tergelincir di angka Rp4,5 turun sebesar 4,80 persen.
Mata uang kripto yang paling banyak dicari yaitu Bitcoin dan Ethereum justru mengalami penurunan. Berdasarkan data pada pukul 17.34 WIB terlihat Bitcoin (BTC) melemah sebesar 0,35 persen membawanya berada pada angka Rp306.850.885.
Ethereum (ETH) juga meluncur sebesar 0,32 persen di angka Rp20.702.478.
Sejalan dengan data yang dikeluarkan Badan pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti) pada agustus 2022 bahwa transaksi pasar kripto merosot signifikan dibandingkan nilai transaksi di waktu yang sama pada tahun 2021. Tercatat penurunan bahkan menyentuh angka Rp83 triliun yaitu dari Rp99 trilun ke Rp16 triliun.
Baca Juga
Meski alami penurunan, pelanggan aset kripto justru semakin banyak. Sampai dengan Agustus 2022, tercatat pelanggan aset kripto mencapai 16,1 juta pelanggan dengan rata-rata kenaikan mencapai 725.000 per bulan.
Kondisi ini pula yang mendorong kehadiran bursa kripto di Indonesia semakin dinanti berbagai pihak. Diketahui saat ini rencana pembentukan Bursa kripto masih dalam pembahasan dan uji coba oleh Bappeti.