Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangkit Listrik Kembali Beroperasi, Adaro (ADRO) Ikut Kirim Batu Bara ke Eropa

Adaro Energy Indonesia (ADRO) mengirim 1 persen dari penjualan batu baranya sepanjang semester I/2022 ke Eropa.
Kegiatan pertambangan batu bara di wilayah operasional PT Adaro Energy Tbk./adaro.com
Kegiatan pertambangan batu bara di wilayah operasional PT Adaro Energy Tbk./adaro.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara Garibaldi Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) terus memperluas penjualan ke pasar Eropa, menyusul dibuka kembali pengoperasian pembangkit batu bara.

"Saat ini kami fokus untuk memenuhi permintaan pelanggan yang mayoritas telah memiliki kontrak jangka panjang. Pada semester I/2022, penjualan batu bara Adaro ke Eropa sebesar 1 persen," jelas Head of Corporate Communication ADRO Febriaty Nadira kepada Bisnis, Rabu (5/10/2022).

Pada paruh pertama tahun ini, ADRO mencatatkan kenaikan penjualan batu bara sebesar 7 persen menjadi 27,5 juta ton semester II/2022 dari 25,8 juta ton di periode yang sama tahun sebelumnya.

Kontribusi penjualan batu bara Adaro antaralain pasar Indonesia 23 persen, Asia Tenggara 23 persen, Asia Timur Laut 27 persen, India 15 persen, China 10 persen, Eropa 1 persen, dan lainnya 1 persen.

"Kami akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kagiatan operasional sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan fokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," imbuh Nadira.

Sebagai informasi, pengoperasian kembali pembangkit batu bara di sebagian negara Eropa mengerek kembali permintaan komoditas emas hitam di pasar global dan menjadi penyebab kenaikan HBA Batu Bara di Indonesia.

Kementerian ESDM menyebutkan harga batu bara acuan atau HBA pada Oktober 2022 mengalami kenaikan US$11,75 per ton menjadi US$330,97 per ton. Sementara HBA September sebelumnya berada di posisi US$319,22 per ton.

Kenaikan HBA Oktober juga dipengaruhi oleh naiknya rata-rata indeks bulanan penyusunan HBA, yaitu ICI naik 3,63 persen, Platts naik 4,41 persen, GNCC naik 3,98 persen, dan NEX naik 3,08 persen.

Faktor lain yang memengaruhi kenaikan HBA adalah adanya kendala pasokan gas alam di Eropa yanb mengalami kebocoran jaringan gas di Laut Baltik sehingga harga gas melonjak.

Pergerakan HBA Oktober merupakan yang tertinggi sejak awal tahun 2022 di mana nilai tertinggi sebelumnya terjadi pada Juni yang menyentuh angka US$323,91 per ton.

Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia - Ukraina serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas masih menjadi faktor pengerek utama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper