Bisnis.com, JAKARTA — PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) berencana kembali meningkatkan harga jual rata-ratanya (average selling price/ ASP) seiring dengan harga batu bara acuan (HBA) mencapai rekor ke US$330,97 per ton.
Direktur dan Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava mengatakan akan meningkatkan ASP batu baranya pada kuartal III dan IV 2022.
"Ya akan naik pada kuartal III dan kuartal IV. Namun produksinya akan tetap turun, karena terdampak La Nina dengan musim hujan lebat yang masih terus melanda," kata Dileep kepada Bisnis, Selasa (4/10/2022).
Adapun, Dileep memperkirakan harga batu bara masih akan tetap tinggi di kisaran seperti saat ini dengan adanya berbagai sentimen global, termasuk pengoperasian kembali pembangkit batu bara di Eropa.
Pada semester I/2022, BUMI mencatatkan harga batubara sebesar US$108 per ton di semester I/2022 dibandingkan dengan U$56,2 per ton pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun, BUMI belum berencana masuk ke pasar Eropa karena masih ada gangguan dari sisi produksinya yang terbatas.
Baca Juga
"Jika musim hujannya mereda, mungkin kami bisa mengejar backlog ekspor dan mencari pasar-pasar baru," ungkapnya.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM menyebutkan Harga batu bara acuan atau HBA pada Oktober 2022 mengalami kenaikan US$11,75 per ton menjadi US$330,97 per ton. Sementara HBA September sebelumnya berada di posisi US$319,22 per ton.
Kenaikan HBA Oktober juga dipengaruhi oleh naiknya rata-rata indeks bulanan penyusunan HBA, yaitu ICI naik 3,63 persen, Platts naik 4,41 persen, GNCC naik 3,98 persen, dan NEX naik 3,08 persen.
Faktor lain yang memengaruhi kenaikan HBA adalah adanya kendala pasokan gas alam di Eropa yanb mengalami kebocoran jaringan gas di Laut Baltik sehingga harga gas melonjak.
Pergerakan HBA Oktober merupakan yang tertinggi sejak awal tahun 2022 di mana nilai tertinggi sebelumnya terjadi pada Juni yang menyentuh angka US$323,91/ton. Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia - Ukraina serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas masih menjadi faktor pengerek utama.
Setelahnya HBA cenderung fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. HBA Agustus ada di angka US$321,59 per ton dan September lalu sebesar US$319,22 per ton.