Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. (ARTO) berusaha mengincar nasabah dari kalangan generasi sandwich dengan fitur anyar agar bisa mengukur pengeluaran bulanan.
Presiden Direktur Bank Jago Kharim Siregar menuturkan dengan fitur anyar, nasabah bank digital itu dapatt mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Hal itu termasuk untuk keperluan sehari-hari, liburan, biaa pendidikan dan juga dana untuk kebutuhan bulanan orang tua. Mengelola keuangan menjadi mudah dan menyenangkan serta lebih disiplin juga,” katanya dalam keterangan resmi Selasa (4/10/2022).
Menurutnya dengan fitur inovatif yang membuat pengelolaan uang generasi sandwich menjadi lebih gampang sekaligus menyenangkan. Maka itu fitur Kantong yang dibesut, membuat nasabah ARTO juga bisa menyusun bujet pengeluaran menjadi lebih terukur dan merancang investasi untuk masa depan.
Certified Financial Planner Annisa Steviani menambahkan generasi sandwich disiplin menabung dan berinvestasi. “Menabung dan berinvestasi harus menjadi budaya Gen Z. Mengingat hidup tidak hanya untuk saat ini, tetapi ada masa mendatang yang tidak diketahui,” katanya.
Annisa menyarankan untuk menyesuaikan pilihan produk investasi dengan profil risiko. Kalau penyuka risiko tinggi, investasi saham bisa menjadi pilihan. Tapi, kalau tipe moderat, emas, reksadana atau obligasi ritel, bisa menjadi alternatif. Atau, memilih instrumen deposito sebagai tempat menyimpan dana darurat.
Baca Juga
Jadi, apapun pilihannya, seberat apapun situasinya, investasi harus dimulai sejak dini. Dengan investasi sejak usia muda, Generasi Sandwich bisa menyiapkan kebutuhan finansial masa depan, setelah tidak lagi produktif. Inilah cara paling elegan dalam memutus rantai generasi sandwich.
Sebelumnya, Karim Siregar menyampaikan hingga Agustus 2022, aplikasi Jago telah mengumpulkan jumlah deposan lebih dari 3,9 juta nasabah. Angka ini tumbuh lebih dari 175 persen dalam 6 bulan.
Karim menuturkan pertumbuhan nasabah di aplikasi Jago telah mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 253 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp6,1 triliun pada semester I/2022.
“Kami perkirakan nasabah kami antara 5–6 juta nasabah hingga akhir tahun 2022 yang kami proyeksikan,” kata Karim.
Adapun, strategi yang dilakukan emiten bersandi saham ARTO itu adalah dengan memperkenalkan layanan baru pada akhir tahun ini. Akan tetapi, Karim enggan berkomentar lebih lanjut mengenai layanan baru yang akan dirilis Bank Jago.
Di samping itu, dalam waktu dekat, Karim mengungkapkan bahwa Bank Jago juga akan memperkenalkan layanan baru untuk UMKM.