Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat inflasi Indonesia sebesar 1,17 persen pada September 2022 dinilai sudah sesuai ekspektasi pemerintah dan para pelaku ekonomi. Namun, nilai tukar rupiah malah kembali mendekati level Rp15.300.
Hingga pukul 14.00 WIB perdagangan Senin (3/10/2022), nilai tukar rupiah di pasar spot tercatat melemah 0,46 persen atau 69,5 poin ke level Rp15.296,5 per dolar AS. Secara tahun berjalan, rupiah telah melemah 6,88 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menerangkan inflasi di bulan September 2022 sesuai ekspektasi analis pada 1,2 persen.
"Walaupun banyak berfluktuasi, pemerintah pun memprediksi sedikit lebih tinggi di 1,5 persen, rilis jam 12 tadi di 1,17 persen. Artinya kalau ini sesuai ekspektasi, rilis inflasi di bawah 1,2 persen, hanya 1,17 persen," jelasnya dalam keterangan, Senin (3/10/2022).
Menurutnya, inflasi ini salah satu yang mendongkrak pelemahan rupiah. Namun, seiring dengan sesuai perkiraan inflasi Indonesia, yang paling utama berpengaruh itu inflasi di Eropa.
Dia mencontohkan inflasi Inggris sendiri cukup tinggi walaupun Inggris tidak masuk resesi karena pertumbuhan ekonominya 0,02 persen, hal ini berdampak terhadap rupiah.
Baca Juga
"Sanksi Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat terhadap Rusia atas referendum 4 kota di Ukraina membawa ketegangan baru. Dolar melakukan penguatan dan rupiah melemah signifikan di siang ini akan kembali kemungkinan besar ke Rp15.300," tambahnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm) dan secara tahunan menembus 5,95 persen.
"Inflasi September sebesar 1,17 persen, tertinggi sejak Desember 2014," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).
BPS mencatat komoditas utama penyumbang inflasi adalah harga BBM, beras dan tarif angkutan dalam kota. Margo menyebut sektor transportasi memberikan andil sebesar 1,08 persen terhadap inflasi September 2022.
“Karena kenaikan BBM dan juga di sektor transportasi. Sementara dapat diredam oleh kelompok makanan dan minuman, tembakau di September yang mengalami deflasi," kata Margo.
Dia menyampaikan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok transportasi adalah bensin dengan andil 0,89 persen month-to-month, angkutan dalam kota 0,09 persen, solar 0,03 persen.