Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Kenaikan Suku Bunga, Begini Nasib Kontrak Emas BBJ

Kontrak emas di bursa berjangka jakarta (BBJ) turut terdampak kenaikan suku bunga.
Pramuniaga menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) untuk investasi di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Selasa (12/7/2022).  ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pramuniaga menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) untuk investasi di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Selasa (12/7/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,25 persen pada Jumat (23/9/2022) menyusul kenaikan suku bunga The Fed 75 basis poin menjadi 3,25 persen. Hal ini dinilai berpengaruh pada minat investor termasuk di pasar berjangka.

Direktur Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) Stephanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa masing-masing kenaikan suku bunga mempunyai pengaruh yang berbeda, tergantung pada portofolio dari investor.

“Pengaruh terbesar pada kontrak emas, baik berjangka maupun fisik emas digital yang ada saat ini di JFX,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Minggu (25/9/2022).

Paulus juga mengungkapkan bahwa persentase kenaikan volume dan minat investor untuk menggunakan momentum pada kontrak emas cenderung meningkat dibandingkan dengan kontrak lainnya.

Sejak BI menaikkan suku bunga bulan lalu, lanjut Paulus, peningkatan volume terbesar terjadi pada kontrak emas, meskipun pertumbuhan transaksi tidak begitu signifikan, disebabkan oleh adanya substitusi portofolio ke sektor instrumen investasi lainnya seperti capital market, properti, emas batangan, serta aset digital lainnya.

“Di JFX kontrak emas cenderung meningkat dibandingkan kontrak berjangka lainnya, karena para investor menggunakan kesempatan dalam fluktuasi harga yang cukup volatile, dan juga sebagai korelasi atas terjadinya inflasi yang terus meningkat dari waktu ke waktu di negara Barat,” paparnya.

Selain itu, dengan adanya sinyal hawkish dari BI untuk semester pertama tahun depan, Paulus melihat perdagangan tahun depan akan cenderung stagnan dengan pergerakan terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper