Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,25 persen pada Jumat (23/9/2022) menyusul kenaikan suku bunga The Fed 75 basis poin menjadi 3,25 persen. Hal ini dinilai berpengaruh pada minat investor termasuk di pasar berjangka.
Direktur Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) Stephanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa masing-masing kenaikan suku bunga mempunyai pengaruh yang berbeda, tergantung pada portofolio dari investor.
“Pengaruh terbesar pada kontrak emas, baik berjangka maupun fisik emas digital yang ada saat ini di JFX,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Minggu (25/9/2022).
Paulus juga mengungkapkan bahwa persentase kenaikan volume dan minat investor untuk menggunakan momentum pada kontrak emas cenderung meningkat dibandingkan dengan kontrak lainnya.
Sejak BI menaikkan suku bunga bulan lalu, lanjut Paulus, peningkatan volume terbesar terjadi pada kontrak emas, meskipun pertumbuhan transaksi tidak begitu signifikan, disebabkan oleh adanya substitusi portofolio ke sektor instrumen investasi lainnya seperti capital market, properti, emas batangan, serta aset digital lainnya.
“Di JFX kontrak emas cenderung meningkat dibandingkan kontrak berjangka lainnya, karena para investor menggunakan kesempatan dalam fluktuasi harga yang cukup volatile, dan juga sebagai korelasi atas terjadinya inflasi yang terus meningkat dari waktu ke waktu di negara Barat,” paparnya.
Baca Juga
Selain itu, dengan adanya sinyal hawkish dari BI untuk semester pertama tahun depan, Paulus melihat perdagangan tahun depan akan cenderung stagnan dengan pergerakan terbatas.