Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia melemah seiring dengan sentimen penguatan dolar AS setelah keputusan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Berdasarkan data Bloomberg, sampai akhir perdagangan Jumat (24/9/2022) harga emas Comex mengalami penurunan hingga 25,50 poin atau 1,52 persen ke US$1.655,60 per troy ons. Selain itu, harga emas spot terpantau turun 27,28 poin atau 1,63 persen ke US$1.643,94 per troy ons.
Data Bloomberg juga menunjukkan posisi emas sekarang berada di level terendah lebih dari dua dari tahun atau sejak awal pandemi. Alhasil, harga emas telah menembus teritori bearish, atau ditutup melemah hampir 20 persen di bawah level tertinggi sepanjang masa yang sempat dicapai pada Maret 2022.
Di sisi lain, indeks dolar AS menguat menembus rekor ke 113,023 setelah sebelumnya juga sempat naik ke 113,22.
Analis Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan pergerakan harga emas cendeurng terbatas dibalik outlook menguatnya dolar AS akibat keputusan Federal Reserve AS yang menaikan suku bunga sebesar 75 bps dalam pertemuan mereka di pekan ini serta diproyeksikan suku bunga akan terus di naikan hingga akhir tahun 2023.
“Selain itu, yang dapat menopang penguatan dolar AS adalah optimisnya data ekonomi AS seperti klaim awal tunjangan pengangguran yang menunjukkan sebanyak 213.000 orang yang mengajukan klaim pada pekan lalu, naik tipis dari 208.000 dari pekan sebelumnya, namun di bawah estimasi untuk jumlah klaim sebesar 218.000,” paparnya dalam riset, dikutip Sabtu (24/9/2022).
Baca Juga
Sementara itu, data neraca berjalan juga menunjukkan defisit yang mengecil di kuartal kedua dengan berkontraksi sebesar 11,1 persen menjadiUS$251,1 miliar, ini lebih baik dari perkiraan untuk defisit US$261 miliar.
Selanjutnyam pasar juga memantau katalis dari data ekonomi AS seperti Flash Services PMI yang mencapai 49,2, hasilnya lebih tinggi dari ekspektasi di 45,5 dan Flash Manufacturing PMI yang juga dirilis 51,8 atau lebih tinggi dari ekspektasi 51,0.
Di luar sentimen tersebut, emas punya katalis pendorong lantaran adanya kekhawatiran pasar terhadap ketegangan geopolitik terkait Rusia dengan Ukraina.
“Emas berpeluang bergerak naik di tengah outlook permintaan aset safe haven dibalik kekhawatiran pasar terhadap ketegangan geopolitik terkait Rusia dengan Ukraina setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia akan mengerahkan lebih banyak pasukan ke dalam perangnya melawan Ukraina sambil mengancam akan menggunakan senjata nuklir,” kata Faisyal.
Putin mengumumkan telah melipatgandakan jumlah pasukannya dengan akan memobilisasi 300.000 tentara tambahan, jumlah yang lebih besar dari kekuatan invasi awal, dan Moskow juga tampaknya siap untuk mencaplok wilayah Ukraina di bawah kendalinya.
MIFX memperkirakan ke depan harga emas berpotensi diperdagangkan di rentang harga US$1.665 – US$1.680 per troy ons.