Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah tipis 0,03 persen pada pembukaan perdagangan akhir pekan, Jumat (23/9/2022), memperpanjang pelemahan kemarin usai Bank Indonesia mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin menjadi 4,25 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, nilai tukar rupiah berada pada level Rp15.028 per dolar AS, melemah 0,03 persen atau setara 5 poin pada pukul 09.05 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS juga terpantau melemah sebesar 0,06 persen ke posisi 110,995.
Adapun kurs jual dolar AS di Bank Indonesia hari ini tercatat Rp15.108,17 sedangkan kurs beli senilai Rp14.957,83.
Sejumlah mata uang lainnya di kawasan Asia Pasifik terpantau menguat terhadap dolar AS, antaralain yen Jepang terapresiasi sebesar 0,20 persen, dolar Singapura 0,01 persen, won Korea 0,36 persen, peso Filipina 0,24 persen, dan baht Thailand 0,18 persen.
Deretan mata uang di Asia Pasifik yang tercatat melemah terhadap dolar AS yaitu dolar Hong Kong sebesar 0,01 persen, dolar Taiwan 0,12 persen, yuan China 0,17 persen, dan ringgit Malaysia 0,03 persen.
Baca Juga
Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (22/9/2022) rupiah sempat ditutup melemah 0,17 persen ke posisi Rp15.023 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya mengatakan, pergerakan rupiah mendapat sentimen dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen.
Selain itu, kenaikan harga BBM juga dinilai akan mendorong inflasi dan meningkatkan ruang fiskal.
“Peningkatan inflasi yang tidak diiringi dengan kebaikan upah juga akan membuat kelompok masyarakat di kelas menengah akan tertekan terutama akibat adanya peningkatan harga BBM dan potensi kebijakan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia,” jelasnya, dikutip Jumat (23/9/2022).
Lebih lanjut, Ibrahim mengatakan nilai tukar rupiah untuk perdagangan hari ini kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah pada kisaran harga Rp15.000 - Rp15.060 per dolar AS.
Sementara itu, The Fed secara resmi kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) pada pertemuan FOMC yang digelar baru-baru ini.
Target kenaikan suku bunga The Fed sekarang berada di level tertinggi sejak 2008, dan proyeksi baru menunjukkan suku bunga akan naik ke kisaran 4,25 persen-4,5 persen pada akhir 2022 dan berakhir pada 2023 di kisaran 4,5 persen-4,75 persen.