Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Usaha Adi Sarana Armada (ASSA) Anteraja Beri Asuransi Pengiriman Barang

Mulai September 2022, setiap pengiriman melalui aplikasi Anteraja secara otomatis mendapatkan asuransi perlindungan tanpa dikenakan biaya tambahan.
Motor listrik yang digunakan oleh kurir AnterAja./istimewa
Motor listrik yang digunakan oleh kurir AnterAja./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rintisan logistik anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Tri Adi Bersama (Anteraja), meluncurkan layanan asuransi pengiriman barang. Peningkatan layanan ini dilakukan seiring dengan naiknya pengiriman melalui aplikasi.

Mulai September 2022, setiap pengiriman melalui aplikasi Anteraja secara otomatis mendapatkan asuransi perlindungan tanpa dikenakan biaya tambahan. Konsumen akan memperoleh pertanggungan hingga Rp500.000 dan manfaat perlindungan bisa mencapai Rp10 juta dengan menambahkan biaya Rp500.

“Kami sadar bahwa setiap paket yang dikirimkan berharga dan memiliki nilai tertentu. Di samping selalu bekerja keras dalam menjaga keamanan dalam setiap proses pengiriman, langkah menghadirkan fitur asuransi kami ambil untuk memberikan proteksi kepada pelanggan akibat resiko yang mungkin terjadi,” kata Vice President Sales & Marketing Anteraja Andri Hidayat dalam siaran pers yang dikutip Sabtu (17/9/2022).

Layanan asuransi dihadirkan untuk meminimalisir risiko pengiriman yang mungkin terjadi, seperti barang rusak. Selain menjamin keamanan produk pada saat proses pengiriman barang, asuransi juga akan memberikan perlindungan atas kerusakan.

“Kami sudah menyiapkan sistem dan mekanisme yang terintegrasi agar proses pengajuan klaim mudah untuk dilakukan. Kami mendesain seluruh prosesnya, mulai dari pengajuan, pengisian data, hingga tracking status klaim, dapat diakses hanya melalui Aplikasi Anteraja,” tambahnya.

Saat ini, asuransi Anteraja dapat digunakan untuk pengiriman dengan opsi layanan Regular, Next Day, Same Day dan Cargo. Ke depannya, Anteraja berencana untuk memperluas cakupan layanan asuransi untuk opsi pengiriman melalui Drop-Off dan Frozen.

Selain merilis layanan asuransi, upaya optimalisasi layanan juga dilakukan Anterja melalui pengembangan opsi cara pembayaran baru melalui fitur Payment on Delivery (PayOD).

ASSA selaku induk Anteraja tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp3,17 triliun sepanjang semester I/2022, meningkat 50,25 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan Rp2,11 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Mayoritas pendapatan ASSA disumbang oleh jasa pengiriman yang sepanjang Januari—Juni 2022 berkontribusi sebesar Rp1,87 triliun atau naik 91,14 persen yoy. Kemudian segmen sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool sebagai kontributor terbesar kedua menyumbang Rp682,75 miliar pada periode ini, naik 8,81 persen secara yoy.

Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto pada awal Juli mengatakan perusahaan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sampai Rp1,5 triliun pada 2022. Sebagian besar dana bakal digunakan untuk pengadaan mobil.

“Belanja modal tahun ini kami perkirakan Rp1,3 triliun sampai Rp1,5 triliun dan terbesar digunakan untuk membeli mobil. Sampai Juni ini kami sudah belanjakan Rp715 miliar untuk pengadaan mobil,” kata Prodjo.

Dia pun tidak mengkhawatirkan dampak yang berpotensi muncul dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, bisnis jasa pengiriman yang dimiliki ASSA bisa meredam penurunan mobilitas akibat kenaikan BBM.

“Ketika BBM naik dan masyarakat mengurangi mobilitas, ada peluang untuk melakukan pembelian melalui layanan daring. Kami rasa bisnis ASSA cukup bagus menghadapi kenaikan BBM,” katanya.

Prodjo mengemukakan kinerja bisnis pengantaran melanjutkan peningkatan di kuartal II/2022, bertepatan dengan momen Ramadan dan Idulfitri. Adi Sarana Armada telah menetapkan target jangka menengah untuk meningkatkan kontribusi segmen bisnis jasa pengiriman.

“Dalam 5 tahun ke depan kami memperkirakan kontribusi terbesar akan datang dari Anteraja. Sehingga bisnis kamo bertransformasi dari rental ke logistik karena porsinya dari sisi top line akan lebih besar, begitu pula kontribusi ke bottom line-nya. Bisnis kami yang mulanya tradisional kini sudah jadi sharing economy dan berbasis teknologi,” kata Prodjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper