Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN karya, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan nilai kontrak baru mencapai Rp15,78 triliun per Agustus 2022. Jumlah tersebut tumbuh 55,93 persen dibandingkan dengan per Agustus 2021.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menjelaskan menjelaskan nilai kontrak baru telah mencapai Rp15,78 triliun. Jumlah tersebut baru 51 persen dari target kontrak baru tahun penuh PTPP sebesar Rp31 triliun.
"Berdasarkan pemberi kerja mayoritas pasar lebih fokus ke BUMN dan pemerintah. Adapun kontrak dari BUMN sebanyak 65 persen, dan pemerintah 30 persen, sisanya swasta masih kecil berkisar 5 persen," jelasnya dalam paparan publik, Kamis (15/9/2022).
Adapun, PTPP menargetkan kontrak baru Rp31 triliun pada akhir tahun akan meningkatkan porsi pemerintah dari 30 persen menjadi 44 persen seiring sejumlah proyek pemerintah yang tengah disasar di Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Investasi.
Adapun, persentase proyek baru dari BUMN hingga akhir tahun akan berkurang dari 65 persen menjadi kisaran 48--50 persen dan tetap menjadi yang tertinggi.
Berdasarkan lini bisnisnya, jasa konstruksi masih dominan berkisar 64 persen per Agustus 2022. Konstruksi tersebut terdiri atas infrastruktur 49 persen, jalan dan jembatan 24 persen, serta gedung 27 persen. Kontribusi kontrak baru dari anak perusahaan sebesar 28 persen dan EPC 8 persen.
Beberapa proyek yang berhasil diraih oleh PTPP sampai dengan Agustus 2022, antara lain pembangunan proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B Pelabuhan Tanjung Priok sebesar Rp3,83 triliun, dan proyek pekerjaan Pipeline Semarang-Batang sebesar Rp1,06 triliun.
Baca Juga
Selanjutnya, ada proyek pembangunan Pertamedika Sanur Bali sebesar Rp621 miliar, RS Dharmais sebesar Rp427 miliar, WUR Pertamina Hulu Rokan sebesar Rp421 miliar, pekerjaan pembangunan Simpang Susun Jalan Tol Serang-Panimbang sebesar Rp341 miliar, proyek Landmark BSI Aceh sebesar Rp296 miliar, dan pekerjaan interior gedung Kejaksaan Agung RI sebesar Rp286 miliar.
Adapula pekerjan pembangunan Gardu Induk & Underline Freeport sebesar Rp255 miliar, proyek Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta sebesar Rp207 miliar, dan proyek dari Anak Usaha sebesar Rp4,04 triliun.
"Di dalam proyeksi kami sampai dengan akhir tahun masih mayoritas kontribusi di lini bisnis 60 persen konstruksi dilakukan PP holding," terangnya.