Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Loyo, Won Korsel Paling Kuat di Asia Pagi Ini

Saat rupiah melemah, mata uang lain seperti Korea Selatan menguat 0,65 persen, dan yen Jepang menguat 0,28 persen.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,05 persen pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (13/9/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, mata uang Garuda berada pada level Rp14.850 per dolar AS, turun 0,05 persen atau setara 8 poin pada pukul 09.00 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,12 persen ke posisi 108,203.

Sejumlah mata uang lainnya di kawasan Asia Pasifik terpantau menguat terhadap dolar AS, antaralain won Korea Selatan 0,65 persen, yen Jepang 0,28 persen, yuan Cina 0,10 persen, dan rupee India 0,07 persen.

Lebih lanjut dolar Hong Kong terpantau stagnan terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari ini.

Deretan mata uang di Asia Pasifik yang tercatat melemah terhadap dolar AS yaitu dolar Taiwan 0,08 persen, peso Filipina 0,08 persen, ringgit Malaysia 0,08 persen, dolar Singapura 0,04 persen, dan baht Thailand 0,04 persen.

Analis pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat hari ini dengan membaiknya sentimen pasar terhadap risiko. Hal ini lantaran indeks saham Asia bergerak positif pagi ini mengikuti indeks saham AS dan Eropa semalam.

Penguatan rupiah disebut dapat terbantu dengan adanya dolar AS yang masih berkonsolidasi menjelang pengumuman kebijakan bank sentral AS atau The Fed pada pekan depan.

Sementara untuk sentimen dalam negeri, Ariston menyebut persoalan bahan bakar minyak (BBM) yang memicu inflasi masih bisa menekan rupiah.

“Tapi penguatan rupiah bisa saja terbatas karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp membesar. Terkini, menurut CME FedWatch tool, probabilitasnya sebesar 91 persen,” ujar Ariston kepada Bisnis pada Selasa (13/9/2022).

Ariston memprediksi rupiah akan menguat ke level 14.820 sedangkan potensi pelemahan ke arah 14.860.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper