Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi AS di Atas Ekspektasi, Harga Emas Langsung Ambles

Harga emas di pasar spot terpantau anjlok 1,13 persen atau 19,46 poin ke US$1.705,08 pada pukul 21.09 WIB.
Ilustrasi emas batangan/Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas ambles pada perdagangan hari ini, Selasa (13/9/2022) setelah data inflasi AS bulan Agustus 2022 melampaui ekspektasi.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau anjlok 1,13 persen atau 19,46 poin ke US$1.705,08 pada pukul 21.09 WIB.

Sementara itu, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2022 melemah 1,36 persen atau 23,70 poin ke level US$1.715,90 per troy ounce.

Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 8,3 persen pada Agustus 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom), inflasi AS mencapai 0,1 persen.

Angka inflasi ini atas proyeksi ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan IHK AS naik 8,1 persen pada Juli. Adapun CPI inti diperkirakan naik 6,1 persen.

Sebelumnya, laporan pemerintah AS memperkirakan IHK AS naik 8 persen year-on-year (yoy) pada bulan Agustus 2022. Sementara itu, IHK inti diperkirakan akan naik sebesar 6,1 persen.

Adapun IHK inti, yang menghilangkan komponen makanan dan energi yang lebih mudah berubah, naik 0,6 persen mom dan 6,3 persen yoy.

Data IHK di atas ekspektasi akan memperkuat sikap hawkish The Fed menjelang pertemuannya pekan depan. Pejabat mengisyaratkan bahwa pengetatan 75 basis poin lainnya kemungkinan terjadi meskipun inflasi moderat di awal musim panas, dan pasar swap sekarang sepenuhnya memperhitungkan kenaikan tersebut.

Analis pasar senior Oanda Edward Moya mengatakan data inflasi di atas ekspektasi menyeret harga emas karena investor sekarang mulai mempertimbangkan lebih banyak pengetatan yang dilakukan oleh Fed.

“Kenaikan suku bunga 75 basis poin hampir pasti disepakati pada bulan September dan kita mungkin tidak melihat penurunan pada bulan November,” kata Edward seperti dikutip Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper