Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SDHI) resmi menandatangani kerja sama dengan pemerintah dalam rangka pembangunan Bandara Kediri, Jawa Timur.
Perjanjian yang ditandatangani pada 7 September 2022 sekaligus menandai proyek bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni dan tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Berdasarkan perjanjian kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) tersebut, jangka waktu kerja sama adalah 50 tahun sejak tanggal operasi komersial tahap I,” tulis manajemen GGRM dalam keterbukaan informasi, Jumat (9/9/2022).
SDHI yang 99,99 persen sahamnya dimiliki oleh Gudang Garam akan melakukan kerja sama operasi (KSO) pada proyek pembangunan Bandara Baru Kediri ini bersama Angkasa Pura I. Keduanya telah dinyatakan sebagai pemenang dengan durasi waktu kerja sama yaitu 50 tahun sejak bandara mulai dioperasikan.
Kementerian Perhubungan melaporkan total investasi mencapai Rp10,8 triliun dengan pemerincian Rp6,6 triliun pada tahap I, Rp1,2 triliun pada tahap II, dan Rp3 triliun pada tahap III.
Dengan pembangunan ini, kapasitas penumpang bandara untuk tahap I bisa mencapai 1,5 juta penumpang per tahun. Kemudian kapasitas tahap II menjadi 4,5 juta penumpang per tahun dan tahap III 10 juta penumpang per tahun.
Baca Juga
Bandara Kediri ditargetkan beroperasi pada akhir 2023 dan diproyeksikan mampu melayani pesawat berbadan lebar (wide body aircraft) sejenis Boeing 777-300ER.
Pada Maret 2022, GGRM tercatat telah menyuntikkan modal ke SDHI sebesar Rp2 triliun. Dalam transaksi afiliasi ini, Gudang Garam melakukan pengambilan saham-saham baru yang dikeluarkan SDHI sejumlah 2 juta saham, dengan penyetoran tambahan modal sebesar Rp2 triliun.
Dengan transaksi tersebut, modal ditempatkan dan modal disetor SDHI bertambah menjadi Rp8 triliun, yang semula Rp6 triliun. Emiten berkode saham GGRM ini tercatat memiliki 7,99 juta saham atau sebesar Rp7,99 triliun dan kepemilikan PT Surya Duta Investama sebanyak 1 saham atau Rp1 juta.
GGRM menyebutkan penyetoran tambahan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut akan dilakukan secara bertahap yang dimulai dengan penyetoran modal awal sebesar Rp100 miliar pada 4 Maret 2022. Sisanya akan disetor secara bertahap, sampai seluruhnya disetor paling lambat akhir Desember 2022.