Bisnis.com, JAKARTA - Emiten-emiten yang berada di dalam Grup Sinarmas aktif melakukan aksi korporasi sepanjang tahun 2022 sehingga memiliki prospek yang menarik.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto memperkirakan, Grup Sinarmas tahun ini akan lebih fokus pada pengembangan ekosistem infrastruktur teknologi digital mereka. Hal ini terlihat dari mulai masuknya Alibaba ke PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), akuisisi dompet digital DANA oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA), hingga penawaran saham perdana PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA).
"Hal-hal tersebut diharapkan menjadi katalis pengembangan di sektor ini," kata Pandhu, dihubungi, Senin (5/9/2022).
Bahkan, lanjutnya, emiten Grup Sinarmas di sektor properti juga melakukan ekspansi ke sektor digital seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) yang ikut menyuntik modal ke DANA sebesar US$25 juta dan PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) yang fokus pada pengembangan data center.
Baca Juga
Pandhu menilai, Grup Sinarmas memiliki sumber daya yang mumpuni, dan tidak mau ketinggalan dengan pesatnya perkembangan teknologi. Sehingga, Grup Sinarmas mencoba mencari peluang pertumbuhan di masa mendatang dari sektor ini, karena dinilai memiliki pertumbuhan yang paling pesat dibanding sektor lain.
"Hal ini didukung dengan data sebaran penggunaan teknologi di Indonesia yang belum sebaik negara maju, sehingga masih banyak pangsa pasar yang dapat diserap dengan melebarkan sayap bisnis perseroan," ucapnya.
Dia menjelaskan, untuk sektor telekomunikasi dan infrastruktur seperti FREN dan MORA, Pandhu melihat dukungan penuh dari Grup Sinarmas untuk mengembangkan sektor ini akan menjadi katalis positif, sehingga diharapkan kinerja akan terus bertumbuh. Masuknya Alibaba ke FREN juga diharapkan dapat membuka peluang ekspansi lebih lanjut.
"Perkembangan positif tampak pada FREN yang tiap tahun merugi, tahun ini sudah mulai membukukan bottom line positif. IPO MORA belum lama ini menunjukkan keseriusan perseroan dalam mengembangkan infrastruktur telekomunikasi," tuturnya.
Adapun untuk sektor tambang batu bara yang dianggap tidak ramah lingkungan dan akan ditinggalkan di masa mendatang, menurut Pandhu wajar saja jika emiten seperti DSSA mulai mencari lini bisnis baru mulai saat ini. Kuatnya kinerja DSSA saat ini akan menjadi bekal penting untuk mendanai ekspansi tersebut.
Demikian juga dengan emiten sawit seperti PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) yang memiliki industri kelapa sawit terpadu dari hulu hingga hilir, telah memiliki pabrik biodiesel untuk mendukung proses transformasi ke energi terbarukan.