Bisnis.com, JAKARTA – Marketplace non fungible token (NFT) terbesar di dunia OpenSea telah menyaksikan penurunan substansial dalam volume perdagangan harian. Hal ini terjadi seiring dengan adanya kekhawatiran munculnya gelembung di pasar NFT.
Berdasarkan data dari DappRadar, OpenSea hanya memproses transaksi NFT senilai hampir US$5 juta pada 28 Agustus atau anjlok sekitar 99 persen dibandingkan rekor tertinggi US$405,75 juta.
Sedangkan, menurut Dune, volume OpenSea dalam jangka waktu bulanan telah turun 90 persen dari puncaknya pada Januari 2022 sekitar US$4,85 miliar. Dalam istilah Ether (ETH), penurunan bulanan pada periode yang sama mencapai 82 persen.
Kemudian, pengguna OpenSea dan transaksi mereka juga ikut turun. Lalu, terjadi penurunan harga dasar atau jumlah minimum yang siap dibayar untuk NFT dari proyek koleksi digital terkemuka.
Misalnya, harga dasar Bored Ape Yacht Club turun 53 persen menjadi 72,5 ETH pada 28 Agustus dibandingkan harga tertinggi 153,7 ETH pada 1 Mei.
Begitu juga dengan CryptoPunks yang turun hampir 20 persen dari harga tertinggi Juli di 83,72 ETH.
Juru bicara OpenSea mengatakan bahwa perusahaan tidak khawatir tentang penurunan volume perdagangan ini. “Kami memainkan permainan panjang karena kami melihat apa yang mungkin terjadi. Jadi, kami tidak terlalu khawatir dengan volatilitas jangka pendek,” kata juru bicara OpenSea dikutip Bisnis dari Fortune.com pada Rabu (31/8/2022).
Sedangkan, laporan dari Cointelegraph mengungkapkan bawha goncangan pasar NFT ini terjadi karena sejumlah faktor. Misalnya, ada kekhawatiran akan adanya gelombang pasar NFT.
Kemudian, penurunan pasar NFT ini terjadi tidak terlepas dari fluktuasi harga ETH. Harga NFT memang dikutip dalam mata uang asli blockchain tempat mereka diluncurkan. Jadi, harga NFT akan turun dalam penilaian pasar ETH.
Sedangkan, pasar ETH yang sedang bearish menjadi salah satu pendorong utama di balik statistik NFT yang buruk. Harga 1 ETH telah turun dari US$4.950 pada November 2021 menjadi di bawah US$1.500 pada Agustus 2022.