Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memproyeksi pendapatan kotornya bisa mencapai Rp5,7 triliun hingga Rp6 triliun pada kuartal III/2022. Hal tersebut disampaikan dalam manajemen dalam paparan kinerja perseroan kuartal II/2022.
GOTO juga memproyeksikan nilai gross transaction value (GTV) pada rentang Rp151 triliun hingga Rp156 triliun sepanjang Juli-September 2022. Sementara itu, margin kontribusi dipatok akan mencapai angka -1,3 persen hingga -1,2 persen pada akhir September.
Untuk target pencapaian impas alias breakeven pada margin kontribusi, GOTO menetapkan pedoman kinerja margin kontribusi Grup GoTo menjadi positif mulai pada kuartal I/2024 mendatang.
Rinciannya, margin kontribusi segmen on-demand service menjadi positif pada kuartal I/2023. Lalu, margin kontribusi segmen e-commerce menjadi positif pada kuartal IV/2023.
Sebagai konteks, hingga semester I/2022, GOTO tercatat masih membukukan rugi bersih sebesar Rp13,64 triliun. Rugi ini membengkak 117,28 persen dibandingkan dengan posisi rugi semester pertama tahun lalu sebesar Rp6,28 triliun.
Rugi bersih GOTO juga bertambah dibandingkan dengan kondisi per Maret 2022 sebesar Rp6,47 triliun. Artinya, rugi bersih sepanjang kuartal II/2022 mencapai Rp7,17 triliun.
Rugi bersih GOTO terutama disebabkan oleh naiknya beban penjualan dan pemasaran yang menembus Rp6,34 triliun, 235,43 persen lebih besar daripada beban penjualan dan pemasaran periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,89 triliun.
Baca Juga : Geliat dan Prospek GOTO di Segmen Keuangan |
---|
Pendapatan bruto GOTO pada paruh pertama mencapai Rp10,73 triliun, meningkat 99,9 persen dibandingkan dengan Rp5,37 triliun sepanjang semester I/2021. Kenaikan pendapatan bruto ini diikuti dengan naiknya promosi kepada pelanggan sebesar 115,27 persen sehingga menjadi Rp7,33 triliun, dari sebelumnya Rp3,40 triliun.
Hal tersebut membuat pendapatan bersih GOTO selama paruh pertama tahun ini mencapai Rp3,39 triliun atau naik 73,32 persen secara tahunan dibandingkan dengan Rp1,96 triliun pada semester I/2021.