Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan dengan digitalisasi, UMKM Indonesia mesti go online sehingga dapat mengisi produk di negeri sendiri.
Mengutip data Google dan Temasek, Erick Thohir menyebut nilai transaksi digital di Indonesia dapat mencapai Rp4.800 triliun pada 2030 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
"Dan 92 persen pembiayaan ini dari Bank-Bank BUMN, pembiayaannya ada, tinggal kita mau maju atau tidak, apalagi bicara digital, tahun 2030 ekonomi digital, online-online pembayarannya dan lain-lain, itu total usahanya mencapai Rp4.800 triliun, terbesar di Asia Tenggara," jelasnya dikutip Senin (29/8/2022).
Jika tidak melakukan digitalisasi, pelaku UMKM Indonesia hanya akan menjadi penonton saja. Apalagi, di era digital, produk asing dapat dijual di dalam negeri dengan mudah.
Padahal, UMKM ini adalah mayoritas kekuatan ekonomi Indonesia, UMKM ini adalah pencipta lapangan pekerjaan Indonesia. Oleh karena itu, BUMN dan pemerintah mendorong pembiayaan UMKM sampai dengan Rp386 triliun.
"Artinya, pembiayaan ada, pasarnya ada, produknya mesti ada, kalau produknya tidak ada, jangan marah kalau hanya jadi penonton," paparnya.
Baca Juga
Dia menegaskan dunia berubah sekarang, sangat berubah, kalau tidak beradaptasi, tidak mengerti digital, tidak akan maju. Digitalisasi memengaruhi lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, sehingga UMKM pun perlu berubah.
Kementerian BUMN bersama dengan BUMN-BUMN membangun 246 Rumah BUMN, yang memberikan pelatihan UMKM go modern, go digital, dan go online.
"Kami bisa mendorong UMKM semakin banyak go online, targetnya 50.000 UMKM. Kemarin, sudah 20.000, sekarang 30.000 targetnya," katanya.
Saat ini, terdapat 248 Rumah BUMN yang beroperasi, dengan 625.195 UMKM terdaftar di situs Rumah BUMN sehingga Go Modern, tercatat pula 91.444 UMKM Go Digital terdaftar di media sosial.
Kemudian, dari 20.536 UMKM go online yang terdaftar di lokapasar tumbuh menjadi 50.536 UMKM yang go online.