Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 152 emisi aktivitas penawaran umum di pasar modal Indonesia dengan total nilai mencapai Rp157,57 triliun sepanjang 2022.
Hal itu diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam webinar bertajuk “Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu Tahun 2022” di kanal YouTube Jasa Keuangan, Jumat (26/8/2022).
Inarno menjelaskan bahwa peran pasar modal dijalankan dengan cara mempertemukan antara pemilik modal sebagai investor dan pengusaha sebagai pihak yang membutuhkan modal atau disebut emiten yang melakukan penawaran umum melalui penerbitan efek baik saham, obligasi, maupun sukuk.
Berdasarkan indikator pasar modal Indonesia, sepanjang 2022, OJK telah mengeluarkan surat pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum untuk 152 emisi, yang terdiri dari saham, obligasi, dan sukuk dengan total nilai penawaran umum mencapai Rp157,57 triliun. Itu merupakan efektif emisi efek per 19 Agustus 2022.
Apabila dibedah, jumlah itu terdiri dari 41 IPO dengan nilai penawaran umum mencapai Rp20,92 triliun dan 20 PUT sebanyak Rp24,05 triliun. Mengekor di belakangnya ada 15 PU EBUS senilai Rp24,48 triliun, 31 PUB EBUS Tahap I bernilai Rp33,22 triliun, dan 42 PUB EBUS Tahap II sebesar Rp54,90 triliun.
Selain itu, Inarno juga mencatat terdapat 48 emiten baru yang terdiri dari 41 emiten saham dan 7 emiten EBUS. Kenaikan juga terjadi pada jumlah investor pasar modal yang terus bertumbuh sejak 2019 hingga Agustus 2022.
Baca Juga
Pada 2019, OJK juga mencatat terdapat 2,48 juta investor pasar modal. Investor itu tumbuh 56,21 persen menjadi 3,88 juta pada 2020. Pertumbuhan terus berlanjut dengan persentase mencapai 92,99 persen menjadi 7,49 juta investor pada 2021.
Hingga data terakhir, yakni per 19 Agustus 2022, jumlah investor pasar modal mencapai 9,45 juta, atau naik 26,14 persen dibandingkan tahun 2021.
“Jumlah investor pasar modal saat ini mencapai sangat luar biasa sekali, 9,45 juta investor pasar modal. Dari 9,45 juta, yang menariknya, 70 persennya adalah kaum milenial, itu merupakan 70 persen daripada seluruh investor kita di pasar modal,” kata Inarno.