Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikejar Deadline, Garuda (GIAA) Optimistis Rights Issue Rp7,5 Triliun Tahun Ini

Harga pelaksanaan rights issue Garuda akan ditentukan kemudian dengan mempertimbangkan hasil penilai independen berdasarkan laporan keuangan semester I/2022.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) tetap optimistis rights issue dapat dirampungkan pada tahun ini setelah pembahasan agendanya ditunda pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) berikutnya.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, saat ini manajemen masih terus mengikuti proses sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah.

"Rencana rights issue masih on progress, ada beberapa tahapan yang mesti dilalui. Kami optimistis tetap dapat melaksanakan rights issue tahun ini," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (23/8/2022).

Sebelumnya, Irfan menerangkan saat ini manajemen Garuda Indonesia tengah mengupayakan agar laporan keuangan yang telah diaudit dapat diselesaikan secepatnya.

Nantinya, nilai nominal saham baru dan harga pelaksanaan akan ditentukan lebih lanjut dengan mempertimbangkan hasil penilai independen berdasarkan laporan keuangan tengah tahunan 2022.

“Ada aturan presiden dan sebagainya, implikasi terhadap pemegang saham yang lain, ini membutuhkan kehati-hatian dan harus memastikan semua orang diperlakukan fair,” jelas Irfan dalam acara konferensi pers RUPSLB Garuda Indonesia di Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pembahasan rights issue termasuk dalam mata acara kedua RUPSLB yang ditunda, di antaranya terkait persetujuan atas peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor perseroan terkait penerbitan saham baru dengan dua skema.

Pertama, penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue. Kedua, penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sehubungan dengan konversi utang Garuda Indonesia.

Pemerintah pun berencana akan melakukan penyertaan modal atau PMN senilai Rp7,5 triliun yang akan dilaksanakan melalui penerbitan saham dengan rights issue yang targetnya dapat direalisasikan tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper