Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obligasi Korporasi Tertopang Pemulihan Ekonomi

Membaiknya kondisi perusahaan memicu keberanian untuk ekspansi sehingga obligasi korporasi bakal lebih semarak sebagai salah satu alternatif pendanaan.
Membaiknya kondisi perusahaan memicu keberanian untuk ekspansi sehingga obligasi korporasi bakal lebih semarak sebagai salah satu alternatif pendanaan.
Membaiknya kondisi perusahaan memicu keberanian untuk ekspansi sehingga obligasi korporasi bakal lebih semarak sebagai salah satu alternatif pendanaan.

Bisnis.com, JAKARTA – Analis memperkirakan penerbitan obligasi korporasi akan lebih marak di sisa tahun ini ditopang oleh membaik dan pulihnya ekonomi.

Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula Ridha mengungkapkan perbaikan perekonomian saat ini diharapkan akan dapat meningkatkan kondisi keuangan perusahaan.

Membaiknya kondisi makro dan perusahaan menurutnya membuat perusahaan butuh melakukan ekspansi. Oleh sebab itu, Ezra memperkirakan penerbitan obligasi korporasi akan lebih marak lagi.

Ezra menilai minat investor lebih tinggi untuk obligasi korporasi dibandingkan dengan obligasi pemerintah.

“Dengan imbal hasil obligasi pemerintah yang masih relatif rendah maka obligasi korporasi dapat menjadi alternatif investasi untuk mendapatkan yield yang lebih tinggi sehingga permintaan obligasi korporasi diperkirakan masih tetap tinggi,” jelas Ezra kepada Bisnis, Senin (22/8/2022).

Dia pun menyarankan kepada investor untuk tetap fokus pada obligasi korporasi yang memiliki fundamental kuat dan sektor-sektor yang tertopang pemulihan ekonomi yang memiliki cash flow memadai.

Sebagai informasi, dari sisi realisasi, penerbitan obligasi korporasi hingga pekan pertama Agustus 2022 telah mencapai Rp107,4 triliun dari 87 emiten. Capaian tersebut telah melampaui realisasi tahun 2021 yang menerbitkan Rp104,36 triliun dari 96 emiten.

Sementara itu, berdasarkan data Pefindo, pada Agustus 2022 mencatatkan realisasi penerbitan obligasi korporasi Rp12,43 triliun. Kemudian, pada September 2022 mencapai Rp7,31 triliun dan Oktober 2022 dengan Rp10,36 triliun.

Pefindo dalam laporan mingguannya menyampaikan bahwa yield obligasi korporasi mayoritas melaporkan penurunan double digit, mengikuti tren yield obligasi pemerintah. Adapun yield obligasi berperingkat AAA tenor 3 tahun dan 5 tahun secara mingguan turun 15 basis poin (bps) menjadi 6,08 persen dan 6,48 persen pada Jumat, 5 Agustus 2022.

Kemudian, yield 3 tahun dan 5 tahun untuk peringkat BBB turun 24 bps dan 11 bps menjadi 10,53 persen dan 11,41 persen. Indeks obligasi. Di sisi lain, Indonesia Composite Bond Index (ICBI), naik 0,26 persen dibandingkan dengan akhir minggu sebelumnya dan ditutup di 334 pada Jumat, 5 Agustus 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper