Bisnis.com, JAKARTA - BUMN pembiayaan, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) bakal melunasi utang obligasi mencapai Rp2,42 triliun jatuh tempo dalam waktu dekat ini menggunakan berbagai skema pembiayaan (blended financing) dengan memperhatikan suku bunga yang berlaku.
Berdasarkan data Pefindo, Senin (22/8/2022), SMI memiliki Obligasi dan Sukuk jatuh tempo senilai Rp1,71 triliun pada Agustus 2022, serta obligasi jatuh tempo sebesar Rp727,5 miliar pada Oktober 2022.
Direktur Operasional dan Keuangan Sarana Multi Infrastruktur Darwin Trisna Djajawinata menjelaskan pelunasan obligasi jatuh tempo tahun ini sudah jadi bagian dari pengelolaan aset dan liabilitas SMI.
Menurutnya, seiring dengan semakin baiknya kondisi keuangan perseroan dari kegiatan usaha dan dukungan/kepercayaan dari para mitra termasuk lembaga keuangan dan investor, kami memiliki fleksibilitas pelunasan kewajiban jatuh tempo.
"Baik dari dana kas internal, fasilitas perbankan, ataupun hasil penerbitan surat utang baru yang dengan tingkat kupon yang lebih baik untuk perseroan, sehingga pelunasannya akan blended financing," paparnya kepada Bisnis, Senin (22/8/2022).
Lebih lanjut, BUMN di bawah Kementerian Keuangan ini juga memiliki rencana penerbitan surat utang atau obligasi baru dalam waktu dekat atau 3 bulan mendatang. SMI tengah mempersiapkan penerbitan tersebut sambil menunggu jendela penerbitan yang tepat.
Baca Juga
"Kemarin, kami juga telah mengaktifkan fasilitas pendanaan dari pasar obligasi melalui Penawaran Umum Berkelanjutan III dengan fasilitas sebesar Rp20 triliun untuk obligasi dan Penawaran Umum Berkelanjutan II dengan fasilitas sebesar Rp5 triliun untuk sukuk," terangnya.
Penerbitan obligasi korporasi pada sisa tahun ini diperkirakan masih ramai kendati sentimen global masih menyelimuti. Dari sisi realisasi, penerbitan obligasi korporasi hingga pekan pertama Agustus mencapai Rp107,4 triliun dari 87 emiten sehingga melampaui realisasi setahun penuh pada 2021.
Pada 2021, realisasi penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp104,36 triliun dari 96 emiten.
Pasokan obligasi korporasi diperkirakan bertambah pada bulan ini dan berikutnya sejalan dengan nilai instrumen jatuh tempo.
Berdasarkan data Pefindo, pada Agustus 2022, realisasi penerbitan obligasi korporasi Rp12,43 triliun. Kemudian, pada September 2022 mencapai Rp7,31 triliun dan Oktober 2022 dengan Rp10,36 triliun.
Sementara itu, dari sisi pasar surat utang menunjukkan pelemahan yang tercermin pada imbal hasil SUN acuan tenor 10 tahun. Imbal hasil obligasi pemerintah acuan itu kembali naik ke 7,2 persen dari sebelumnya yang sempat melandai ke bawah 7 persen akibat masuknya dana investor asing.
Meskipun demikian, obligasi korporasi masih memiliki peluang mendapatkan minat pasar di tengah gejolak obligasi pemerintah karena menawarkan imbal hasil yang lebih menarik dengan risiko yang terukur.
Hal itu membuka peluang bagi penerbitan baru obligasi korporasi yang berasal dari instrumen jatuh tempo. Sebagai gambaran, Agustus hingga Oktober 2022 terdapat obligasi jatuh tempo senilai Rp29 triliun.