GoPaylater Cicil Hadir di Tokopedia, Sumber Pendapatan GOTO Dinilai Bakal Bertambah

Kolaborasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang semakin intens dinilai bakal memberikan dampak positif
Foto: Dok. GoTo
Foto: Dok. GoTo

Jakarta - Kolaborasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang semakin intens dinilai bakal memberikan dampak positif dan signifikan terhadap pendapatan kedua perusahaan.

Sejumlah analis memprediksi kerja sama ini memampukan Bank Jago untuk meningkatkan jumlah nasabah sekaligus memperluas kanal penyaluran kredit. Sementara bagi GOTO, kolaborasi membuka peluang untuk membiayai para pelanggan, baik dari sisi konsumen, merchant atau mitra usaha dalam ekosistem.

Fasilitas cicilan, kata analis, dapat mendorong daya beli konsumen, meningkatkan transaksi dan sekaligus mengikat loyalitas pelanggan dan pada akhirnya, pundi pundi pendapatan bakal mengalir deras ke kocek GOTO.

“Yang paling penting, kolaborasi ini menjadi lompatan besar GOTO Group di bisnis finansial. Ekspansi GOTO ke pembiayaan merchant dan konsumen akan menjadi sumber pendapatan baru. Artinya, ke depan, mesin cetak uang GOTO tidak hanya mengandalkan komisi transaksi di aplikasi. Hal ini menjadi kabar baik di tengah upaya perusahaan meningkatkan layanan dengan margin yang lebih tinggi,” kata Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menanggapi manuver GOTO dan Jago dalam mengintegrasikan ekosistem.

Dalam sebulan terakhir, GOTO dan Jago terpantau dua kali melakukan manuver bersama-sama. Pertama, pada awal Agustus lalu, GoBiz dan Jago meluncurkan integrasi aplikasi berbentuk Jago Merchant. Kedua, akhir pekan lalu, Tokopedia memperkenalkan opsi pembayaran yang memfasilitasi para pelanggannya untuk melakukan pembelian secara mengangsur atau GopayLater Cicil. Dalam menjalankan bisnis Beli Sekarang Bayar Nanti atau Buy Now Pay Later (BNPL) di platform Tokpedia ini, GOTO mendapat sokongan pendanaan dari mitra strategis, Bank Jago.

“Kerjasamanya sudah tentu bersifat inklusif, dalam arti Tokopedia akan menggandeng institusi finansial sebagai sumber pendanaan. Tapi, pada praktiknya, Jago akan memiliki posisi yang berbeda mengingat status GOTO sebagai salah satu pemegang saham Jago dengan kepemilikan 21,4%. Ini adalah sinergi ekosistem paling progresif dan berdampak besar bagi keduanya,” kata Tirta.

Catatan saja, GoBiz merupakan aplikasi merchant untuk mengelola bisnis para mitra usaha Gojek dan GoTo Financial. GoBiz selama ini memudahkan para mitra untuk mengelola order, transaksi, manajemen usaha hingga mengatur keuangan. Sementara aplikasi Bank Jago telah terintegrasi dan tertanam dalam aplikasi Gopay dan Gojek sejak tahun lalu. Setelah Gopay dan Gojek, kini aplikasi Jago terintegrasi dengan aplikasi GoBiz.

Inovasi GoPaylater Dapat Mengurangi Bakar Uang

Saat ini, GOTO memiliki pengguna yang terdiri 15 juta mitra usaha, lebih dari 3 juta mitra pengemudi, dan 65 juta konsumen yang bertransaksi secara tahunan dalam satu ekosistem. Para pengguna ini rata rata sudah memakai aplikasi Gojek, GoPay dan Tokopedia lebih dari tiga tahun terakhir. Dengan riwayat transaksi selama itu, GOTO bisa mengenali profil risk dan karakter para penggunanya.

Dengan mengkombinasikan artificial intelligence (AI) dan pemanfaatan big data, GOTO dinilai mampu melakukan credit scoring secara efektif sehingga pembiayaan yang disalurkan punya kualitas bagus. Jadi, optimalisasi teknologi akan menjadi cara GOTO memitigasi potensi risiko kredit bermasalah.

“Tokopedia dan Gojek memanfaatkan riwayat transaksi dan database ini untuk meningkatkan kualitas kredit yang disalurkan GOTO Finansial. Dengan mengetahui riwayat transaksi dan database pelanggan, Tokopedia dan Gojek bakal mampu melakukan “profiling” terhadap konsumennya dengan baik,” kata Raditya Pradana, Analis Fundamental Kanaka Hita Solvera, perusahaan manajemen investasi.

Sementara itu, Yohanis Hans Kwee, Direktur Ekuator Swarna Investama, menilai fasilitas GoPayLater Cicil juga bisa menjadi cara GOTO mengurangi praktek bakar uang tanpa harus khawatir kehilangan pelanggan. Tentu prosesnya akan bertahap, tapi pelan pelan akan memberikan dampak signifikan.

Saat ini, kata Hans Kwee, persaingan di bisnis digital sangat ketat. Pelanggan kerap kali melihat promo-promo yang menarik seperti free ongkir dan segala macam sebelum memutuskan belanja. Di sisi lain masyarakat juga butuh pembayaran yang bisa di cicil. “Jadi kalau GOTO hanya jualan dengan mengandalkan promo, maka akan banyak uang yang kebakar. Kehadiran GoCicil ini sangat positif buat bisnis GOTO sehingga bisa mengurangi promo (Bakar duit) tadi. Karena banyak orang tertarik melakukan metode pembayaran cicil. Transaksi dan pendapatan pun diharapkan dapat meningkat kedepan,” katanya. 

Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, mengapresiasi langkah cerdik GOTO menghadirkan fasilitas angsuran di Tokopedia. Inovasi ini juga menunjukkan bahwa sebagai perusahaan teknologi dengan ekosistem terbesar dan terintegrasi, GOTO tidak berdiam diri. 

“Dia [GOTO] tahu betul posisinya sebagai market leader. GOTO sangat paham bahwa sebagai perusahaan teknologi harus terus berinovasi. Tidak hanya menciptakan yang belum ada, juga mengembangkan apa yang sudah dikuasai untuk menjaga market sharenya,” kata Maximilianus.

Menurut Maximilianus, fasilitas GoCcicil bisa menjadi alternatif bagi pelanggan yang tidak mau memiliki kartu kredit tapi ingin beli barang secara mengangsur. Lebih mudah dan praktis. “Program seperti ini dapat mendorong daya beli, meningkatkan transaksi di platform dan menjaga tingkat konsumsi masyarakat, khususnya dari user GOTO dan ini menjadi salah satu paling penting,” katanya.

Apakah bakal berdampak langsung ke profitabilitas? Memang tidak serta merta. Tapi, “Cepat atau lambat, dengan kehadiran ekosistem yang lengkap, ditambah memberikan user experience yang bikin pelanggan makin setia dan meningkatkan ketergantungan user terhadap aplikasi, akan berdampak positif untuk kinerja keuangan GOTO,” kata Maximilianus.

Dengan kekuatan ekosistem dan kemampuan mengoptimalisasi teknologi, kata TIrta, GOTO punya posisi tawar yang sangat baik dalam menjalin kemitraan dengan bank atau institusi finansial lain yang ingin menggelontorkan dana ke ekosistem. Termasuk dalam menentukan bagi hasil dari kegiatan penyaluran kredit. “Dengan kekuatan ekosistemnya, GOTO bakal menjadi magnet untuk perbankan. Meski akan bekerjasama dengan institusi finansial, GOTO tampaknya akan memprioritaskan Jago karena ada hubungan ownership. Mereka akan optimalkan segala kemampuan untuk tumbuh bersama,” katanya. 

Sejauh ini, GOTO memang baru memperkenalkan fasilitas BNPL untuk pelanggan Tokopedia. Tapi, para analis yakin, akan ada sejumlah produk pembiayaan inovatif lain yang akan meluncur berikutnya. Misalnya pembiayaan ke mitra GoFood, merchant Tokopedia dan mitra pengemudi.

abang O“Bahkan, sangat mungkin GOTO juga menyediakan angsuran kendaraan listrik buat para mitra ojol. Sekali lagi, ekspansi GOTO ke bisnis pembiayaan bisa dibilang lompatan eksponensial, signifikan dan menjadi sumber pendapatan baru perseroan yang selama ini hanya mengandalkan komisi dari transaksi di aplikasi,” kata Tirta.

Target price

Deputy Head of Research Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, mengatakan dampak kolaborasi Bank Jago dengan GoTo Financial, terutama kontribusinya terhadap percepatan profitabilitas GoTo, akan terus meningkat seiring dengan semakin luasnya daya jangkau kepada masyarakat. “Ruang tumbuhnya masih besar. Memang kita juga masih menunggu bentuk-bentuk sinergi lain dari ekosistem GoTo dengan partner kerja sama lain seperti dengan Bank Jago ini salah satunya,” terangnya. 

Hal senada disampaikan analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan, dalam risetnya baru-baru ini. Lini bisnis fintech GoTo yang menjadi perekat segmen bisnis on-demand dan e-commerce, menurutnya akan semakin berkembang dan menyumbang pendapatan lebih banyak ke GoTo Group. GoTo Financial sendiri memiliki beberapa bisnis yang terbagi dalam empat kategori: pembayaran konsumen, pembayaran pedagang, solusi pedagang, dan platform pinjaman. 

Pembayaran konsumen dijalankan melalui GoPay yang merupakan pemimpin pasar (88%) menurut survei terbaru dari Populix. Untuk solusi merchant, GoTo Financial menggunakan brand GoBiz dan Moka yang menawarkan layanan POS (Point of Sale) yang memudahkan merchant mengakses pembayaran digital dari konsumen. Sedangkan untuk platform pinjaman, GoTo Financial menawarkan layanan GoPaylater dan GoModal, yang memberikan akses ke pinjaman modal (GoModal) dan skema beli sekarang bayar nanti (GoPaylater) dengan imbalan biaya berlangganan dan pendapatan bunga. 

Di dalam risetnya, analis CGS-CIMB juga menyebutkan bahwa ke depannya Bank Jago akan bermitra dengan GoTo Financial untuk memberikan produk pinjaman kepada para merchant dan konsumen GoTo. Pendapatan yang dihasilkan dari produk pinjaman ini dapat dibagi dua antara GoTo Financial dengan Bank Jago. 

Di sisi lain, Citi Research dari Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) memberikan target harga (target price) yang tinggi untuk saham  GoTo karena mereka percaya pada kekuatan kolaborasi ekosistem Gojek, Tokopedia, GoTo Financial, dan Bank Jago yang menjadi andalan masyarakat Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari mereka. 

Menurut tim riset Citi, ekosistem GoTo yang terintegrasi merupakan keunikan yang dapat meningkatkan prospek pertumbuhan dan monetisasi GoTo Group di masa mendatang, khususnya ketika GoPay dan Bank Jago meningkatkan kapabilitas monetisasinya. Citi memberikan target price Rp 430 saham GoTo dengan rekomendasi buy atau hold. 

“Tingkat pengambilan yang relatif rendah (low take rates) untuk e-commerce GoTo dan GoTo Financial, dalam pandangan kami, memiliki potensi positif dan akan menghasilkan pendapatan serta profitabilitas yang lebih tinggi. Kami sedikit di depan dibandingkan konsensus dalam menilai pertumbuhan GTV (Gross Transaction Value) dan perkiraan pendapatan,” tulis tim riset Citi yang disusun oleh Ferry Wong CFA, Ryan Davis, Justian Rama, Alicia Yap CFA, dan Nelson Cheung. 

Citi Sekuritas memproyeksi GTV GoTo tumbuh 42% pada 2022 menjadi Rp655 triliun, tumbuh 49% pada 2023 menjadi Rp974 triliun, dan naik 43% pada 2024 menjadi Rp1.389 triliun. Pendapatan bersih GoTo diyakini melesat 51% pada 2022 menjadi Rp23 triliun, naik 46% pada 2023 menjadi Rp34 triliun, dan meningkat lagi 41% pada 2024 menjadi Rp47 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper