Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Menguat, Saham FREN, BBRI, hingga CUAN Naik

IHSG dibuka menguat hari ini seiring dengan peningkatan saham FREN, BBRI, hingga saham-saham Prajogo Pangestu.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik menembus 7.200 pada perdagangan hari ini dan bergerak ke zona hijau, Kamis (16/5/2024). Saham FREN, BBRI, hingga saham-saham Prajogo Pangestu naik ke zona hijau pagi ini.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka di posisi 7.179. IHSG bergerak pada rentang 7.201-7.235 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 170 saham menguat, 62 saham melemah, dan 229 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau naik menjadi Rp12.309 triliun.

Saham Grup Sinar Mas PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) menjadi salah satu saham yang naik hari ini, dengan peningkatan 2% ke level Rp51. Saham FREN naik setelah mengumumkan tengah melakukan proses merger dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL). 

Saham-saham lain juga tercatat menguat hari ini seperti saham BBRI naik 2,7%, saham BBNI naik 2,49%, dan ASII naik 1,1%. 

Begitu pula saham milik Prajogo Pangestu yang masih melanjutkan penguatannya hari ini. Saham-saham Prajogo Pangestu seperti PTRO naik 1,18%, CUAN naik 3,18%, dan TPIA naik 0,55% pada perdagangan hari ini. 

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya menjelaskan pergerakan IHSG pada hari ini akan merefleksikan respons pasar terhadap peningkatan peluang pemangkasan suku bunga acuan the Fed di FOMC September 2024. 

Nilai tukar Rupiah diperkirakan menguat dalam jangka pendek atau setidaknya memperkuat rupiah di bawah Rp16.200 per dolar AS. 

"Saham-saham rate-sensitive, khususnya di sektor perbankan dapat kembali diperhatikan," tutur Valdy, Kamis (16/5/2024).

Dari regional Asia, Jepang akan merilis realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2024 yang diperkirakan lebih buruk dari kuartal IV/2023. Kondisi ini dibarengi dengan kecenderungan capital outflow dari pasar modalnya. 

Dalam jangka pendek, Valdy melihat hal ini bisa berdampak pada inflow ke Indonesia atau setidaknya meredam outflow yang terjadi dalam sebulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper