Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komisi VI DPR Lanjutkan Panja Investasi TLKM ke GOTO, Begini Tanggapan Ahli

Komisi VI DPR melanjutkan panja investasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ke perusahaan rintisan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia. Komisi VI DPR melanjutkan panja investasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ke perusahaan rintisan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia. Komisi VI DPR melanjutkan panja investasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ke perusahaan rintisan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Panja Komisi VI DPR RI kembali melanjutkan sidang pembahasan investasi BUMN ke perusahaan digital atau investasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Kali ini Panja kembali mengundang ahli.

Komisi VI DPR mengundang Mas Achmad Daniri, Dewan Pakar Komite Nasional Kebijakan Governansi dan Poltak Hotradero, pengamat pasar modal.

Panja meminta pendapat para ahli tentang keputusan investasi Telkomsel ke GOTO dari sisi penerapan good corporate governance (GCG) dan kelayakan investasi BUMN di perusahaan startup.

Dewan Pakar Komite Nasional Kebijakan Governansi Mas Achmad Daniri menjelaskan kembali asal mula persoalan ini mencuat ke publik.

Dia juga mengingatkan kembali tentang proses pengambilan keputusan investasi Telkomsel ke GOTO. “Dengan mengacu ke kronologis dan mencermati proses pengambilan keputusan, kita bisa dengan jernih menilai apakah ada praktik yang salah dalam investasi,” katanya dikutip Senin (22/8/2022).

Menurut Daniri, investasi Telkomsel ke GoTo menuai berbagai pertanyaan dari berbagai pihak sejak Telkom, perusahaan induk Telkomsel, mencatatkan unrealized loss pada investasi Telkomsel ke GoTo di laporan keuangan kuartal I/2022.

Telkomsel berinvestasi di GOTO pada November 2020 melalui pembelian convertible bond. Pada Mei 2021, Telkomsel mengonversi surat utang tersebut menjadi saham senilai US$150 juta dan mengeksekusi opsi tambahan saham senilai US$300 juta. Total investasi mencapai US$450 juta, atau setara Rp6,4 triliun.

Dengan jumlah saham yang dimiliki sebesar 23,7 miliar saham, maka nilai investasi (average price) Telkomsel di GOTO adalah Rp270 per lembar saham.

Harga saham GOTO mengalami kenaikan dari Rp270 pada Mei 2021 menjadi Rp375 per lembar pada akhir Desember 2021. Angka ini merujuk pada harga saham GOTO saat fundraising pre IPO pada akhir November 2021.

Harga saham GOTO melesat sejalan dengan kenaikan saham teknologi dan aksi korporasi merger Gojek Tokopedia.

“Jadi, dengan mengacu ke harga Rp375, maka Telkom mencatatkan unrealized gain dari investasi Telkomsel ke GOTO senilai Rp2,5 triliun pada akhir Desember 2021. Publik harusnya juga ingat soal ini,” kata Daniri.

Masalahnya kemudian, Daniri melanjutkan, harga saham dan valuasi perusahaan startup teknologi di dunia tertekan hebat. Termasuk penurunan drastis saham Bukalapak, yang juga salah satu unicorn Indonesia.

Ini membuat harga saham perdana GoTo hanya bisa dibanderol Rp 338 saat go public pada 11 April 2022. Angka ini juga yang menjadi benchmark pencatatan di laporan keuangan Telkom kuartal I/2022.

Jadi, dari selisih harga saham GOTO pada akhir Desember 2021 senilai Rp375 per saham, dengan harga GOTO pada akhir Maret 2022 senilai Rp338 per saham, maka muncullah angka unrealized loss Rp881 miliar.

“Padahal, jika membandingkan dengan harga beli Rp270 per saham, investasi Telkom di GOTO pada akhir Maret 2022 sejatinya masih cuan,” katanya.

Wacana unrealized loss pada awalnya dihembuskan sebagai bagian dari kerugian negara dalam berinvestasi ke perusahaan teknologi.

Namun, terangnya, sebagaimana fluktuasi harga saham pada emiten lain, harga saham GoTo pun meningkat kembali di atas harga IPO dan tuduhan kerugian negara tersebut menjadi kehilangan pijakan.

Setelah dugaan terkait kerugian negara menjadi tidak relevan, terdapat dugaan lain terkait konflik kepentingan dalam proses pengambilan keputusan investasi Telkomsel ke GoTo.

Menteri BUMN, Erick Thohir merupakan adik dari Garibaldi Thohir yang merupakan salah satu dewan komisaris Gojek (pada saat sebelum menjadi GoTo) dan Komisaris Utama GoTo. Ada juga dugaan penggelembungan aset, bahkan sampai mempersoalkan kemampuan finansial GOTO.

“Dari sinilah muncul isu soal benturan kepentingan dan terus digulirkan. Jadi, sekali lagi, isu ini justru menjadi ramai setelah tuduhan unrealized loss kehilangan pijakan,” kata Daniri.

Asumsi pertama terkait kedudukan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dan posisi Garibaldi Thohir sebagai Komisaris Utama GoTo. Posisi kakak beradik ini menimbulkan spekulasi adanya benturan kepentingan.

Lalu, seperti apa faktanya? Daniri menjelaskan; fakta pertama, investasi ke GOTO dilakukan oleh Telkomsel, yang merupakan anak perusahaan Telkom.

“Jadi, investasi ke GOTO bukan dilakukan oleh Telkom sebagai BUMN, tetapi oleh anak perusahaan yang non BUMN. Ini clear,” katanya.

Mengapa diputuskan oleh Telkomsel? Karena investasi ke GOTO menggunakan uang Telkomsel sepenuhnya. Tidak ada uang milik Telkom sebagai induk atau sekadar pinjaman dari Telkom.

"Lagipula, menurut anggaran dasar perusahaan, nilai investasi yang dibenamkan juga tidak mewajibkan Telkomsel meminta persetujuan dari dewan komisaris Telkom. Jadi, investasi Telkomsel tidak membutuhkan persetujuan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham Telkom,” kata Daniri.

Usulan investasi ini disetujui oleh seluruh Direksi melalui mekanisme keputusan kolektif kolegial pada Rapat Direksi Telkomsel. Pada saat dilakukan penandatanganan perjanjian obligasi konversi maupun pada saat konversi pinjaman menjadi kepemilikan saham.

Fakta kedua, porsi kepemilikan Telkom atas Telkomsel adalah 65 persen, dimana 35 persen dimiliki oleh Singtel Mobile. Artinya, kata Daniri, keputusan investasi GoTo tidak bisa diputuskan hanya oleh Telkom saja, tetapi harus melibatkan Singtel.

Fakta ketiga, porsi kepemilikan saham GoTo oleh Garibaldi Thohir sangat kecil, hanya 0,09 persen, dengan hanya 0,04 persen hak suara.

“Artinya tidak memungkinkan adanya pengaruh posisi yang bersangkutan atas keputusan investasi Telkomsel dan tidak ada dampak langsung kepada ybs akibat dari investasi Telkomsel atas GoTo,” kata Daniri.

Setelah mengikuti perkembangan isu ini dan mencermati sejumlah fakta, di akhir pemaparannya Daniri membuat lima poin kesimpulan.

Pertama, Investasi Telkomsel di Goto dilakukan untuk mendapatkan value jangka panjang, yaitu sinergi antara Telkomsel dengan GoTo ke dalam ekosistem digital.

Kedua, Investasi Telkomsel di Goto merupakan langkah tepat mengingat potensi perusahaan digital yang sangat cerah di masa depan.

Ketiga, Investasi telah dijalankan dengan menjalankan prinsip kehati-hatian dan merupakan aksi korporasi yang dilandasi pertimbangan yang matang.’

Keempat, Unrealized loss tidak dapat dibuktikan karena nyatanya di bulan Juni 2022 sudah terjadi unrealized gain (yang telah divalidasi oleh EY selaku Auditor Eksternal), sekaligus menghilangkan opini unrealized loss.

Kelima, nilai investasi yang diklaim merugi nyatanya telah meningkat, baik dari harga saham maupun dari valuasi GoTo.

Mas Achmad Daniri adalah Direktur Utama Bursa Efek Jakarta periode 1999 - 2002. Terakhir, tokoh digitalisasi bursa efek ini aktif sebagai Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) sampai 2019.

Selain sebagai ahli pasar modal, karena kiprahnya lebih dari 30 tahun di sektor ini, dia juga dikenal sebagai ahli Strategi Bisnis dan Transformasi, Corporate Governance, Governance Risk and Compliance (GRC) Terintegrasi, dan Corporate Social Responsibility dengan pendekatan CSV dan ISO 26000.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper