Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dari dividen dapat mencapai Rp44,06 triliun pada 2023. Angka tersebut naik 9,1 persen dibandingkan outlook 2022.
Sejumlah BUMN penyumbang dividen terbesar ke negara seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) optimistis mampu menghimpun pertumbuhan laba ciamik sepanjang tahun ini supaya memenuhi target dividen.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan pihaknya optimistis mampu mencatatkan kinerja yang lebih baik ketimbang tahun lalu. Hal ini seiring dengan kondisi perekonomian Indonesia yang kian memulih pasca pandemi Covid-19.
"Tahun ini mood-nya masih krisis dan menjadi fase pemulihan perekonomian, sehingga fokus BRI saat ini ada pada pencadangan dan sustainability kinerja," ujar Aestika kepada Bisnis pada Jumat (19/8/2022).
Aestika mengatakan strategi selective growth yang dicanangkan BRI merupakan strategi yang berfokus pada sektor dengan potensi kuat. Selain itu, sektor tersebut memiliki eksposur minimum terhadap gejolak. Sektor-sektor tersebut adalah pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.
BBRI juga akan menerapkan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.
Baca Juga
Strategi kedua adalah maintanance quality, yakni lebih selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah. Kemudian strategi ini juga menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.
Berikutnya pada strategi focus on high yield loan, BBRI akan fokus untuk bertumbuh pada pinjaman-pinjaman yang memiliki nilai tinggi yakni pada segmentasi mikro dan juga consumer loan atau pinjaman nasabah.
Terakhir, strategi efficient liability growth through Current Account Saving Account (CASA). BBRI berencana meningkatkan CASA atau pergerakan dana murah secara bertahap dari 63 persen pada akhir 2021 menjadi 66 persen pada akhir 2024.
Secara terpisah, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan pemerintah sudah menghitung kemampuan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga target dividen tahun buku 2022 tergolong wajar.
"Target Dividen pasti wajar-wajar saja karena pemerintah sudah menghitung kemampuan BUMN," ujar Royke kepada Bisnis pada Jumat (19/8/2022).
Lebih lanjut, Royke mengatakan BBNI memiliki target return on equity (RoE) 12 persen sampai 13 persen untuk tahun ini.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Bisnis, BBNI mencatat pendapatan bunga dan syariah sebesar Rp19,6 triliun pada semester I/2022. Angka tersebut naik 1,45 persen secara year-on-year (yoy), yakni Rp19,32 triliun pada semester I/2021.
Sementara itu, BBNI membukukan laba yang dapat didistribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp8,87 triliun pada semester I/2022. Nilai tersebut naik 75,99 persen secara yoy, yakni Rp5,04 triliun pada semester I/2021.