Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dari dividen dapat mencapai Rp44,06 triliun pada 2023. Angka tersebut naik 9,1 persen dibandingkan outlook 2022.
Peningkatan dividen dari emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini diharapkan seiring dengan peningkatan kinerja BUMN yang didorong oleh pertumbuhan perekonomian makro Indonesia. Keberhasilan restrukturisasi BUMN juga menjadi faktor target tersebut ditetapkan.
Berdasarkan Nota Keuangan serta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2023, pemerintah menjelaskan bahwa Pendapatan KND pada RAPBN tahun anggaran 2023 diperkirakan mencapai Rp44.068,1 miliar atau Rp44,06 triliun, tumbuh 9,1 persen dibandingkan outlook 2022.
Untuk dapat memenuhi target dividen 2023, maka laba bersih BUMN untuk setahun penuh 2022 juga harus terkerek. Adapun laporan kinerja sejumlah BUMN penyumbang dividen terbesar ke negara untuk semester I/2022 memperlihatkan pertumbuhan bottom line, setidaknya pada 5 BUMN berikut ini:
1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
BBNI mencatat pendapatan sebesar Rp19,6 miliar pada semester I/2022. Angka tersebut tumbuh 1,45 persen dibanding tahun sebelumnya yakni sebesar Rp19,32 triliun pada semester I/2021.
Baca Juga
Sementara untuk laba, BBNI mencatat laba yang dibagikan kepada entitas induk sebesar Rp8,87 triliun pada semester I/2022. Jumlah tersebut tumbuh 75,99 persen secara year-on-year (yoy) dibanding semester I/2021 dimana BBNI mencatat laba sebesar Rp5,04 triliun.
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
BBRI mencatat pendapatan bersih bunga dan syariah sebanyak Rp64,61 triliun atau tumbuh 17,56 persen dari tahun sebelumnya. Pada semester I/2022 BBRI mencatat pendapatan sebesar Rp54,96 triliun.
Dari sisi laba, BBRI membukukan laba sebanyak Rp24,79 triliun pada semester I/2022. Sementara pada semester I/2021 laba yang diperoleh BBRI sebesar Rp12,47 triliun. Hal ini lantas membuat laba BBRI tumbuh hingga 98,79 persen.
3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
BMRI memperoleh pendapatan sebesar Rp41,83 triliun pada semester I/2022. Pendapatan yang diperoleh BMRI pada tahun sebelumnya mencapai Rp34,15 triliun pada semester I/2021 atau tumbuh 22,48 persen secara yoy.
BMRI membukukan laba Rp20,2 triliun pada semester I/2022. Angka ini tumbuh 61,6 persen secara yoy dimana BMRI membukukan laba Rp12,5 triliun pada semester I/2021.
4. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
TLKM memperoleh pendapatan sebesar Rp71,98 triliun pada semester I/2022. Jumlah tersebut tumbuh 3,6 persen dibanding tahun sebelumnya yakni Rp69,48 triliun pada semester I/2021.
Sementara itu, TLKM mengalami kenaikan laba sebesar 6,9 persen pada semester I/2022 secara yoy. Pada semester I/2022 laba yang dibukukan TLKM mencapai Rp13,31 triliun. Sementara pada semester I/2021 TLKM membukukan laba Rp12,45 triliun.
5. PT PLN (Persero)
PLN meraup laba bersih Rp17,4 triliun pada semester I 2022 (unaudited). Capaian itu melesat 162,4 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp6,6 triliun.
Kenaikan ini ditopang peningkatan penjualan listrik seiring membaiknya perekonomian nasional serta didukung langkah transformasi dan efisiensi yang dilakukan PLN.