Bisnis.com, JAKARTA — Saham produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) mendapat penurunan rekomendasi dari buy menjadi hold dipicu melemahnya kinerja perseroan.
Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia mengatakan, kinerja SIDO pada semester I/2022 di bawah ekspektasi, dengan pendapatan dan laba bersih yang turun masing-masing sebesar 2,6 persen dan 11,2 persen secara tahunan (year-on-year /yoy).
“Penurunan terutama disebabkan merosotnya volume penjualan segmen utama SIDO [jamu herbal dan suplemen], yang salah satunya disebabkan oleh melemahnya permintaan suplemen seiring dengan melandainya kasus Covid-19,” papar Pebe dalam riset terbaru, Jumat (12/8/2022).
Dia menambahkan, tren penurunan SIDO diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun akibat high base effect pada 2021, terutama disebabkan gelombang kedua Covid-19 pada kuartal III/2021 yang sempat meningkatkan permintaan suplemen SIDO.
Hal inilah yang menyebabkan rekomendasi saham SIDO turun menjadi dari buy menjadi hold, dengan target harga Rp830 per sahamnya.
Pada kuartal II/2022, pendapatan SIDO turun 16,9 persen secara kuartalan menjadi Rp732 miliar karena semua segmen bisnisnya yang juga menurun.
Baca Juga
Bahkan, volume penjualan jamu herbal dan suplemen sebagai segmen utama SIDO melemah 10 persen secara tahunan pada semester I/2022 ini.
Salah satu penyebabnya karena kenaikan harga bahan baku serta fixed cost/sales yang menggerus margin laba kotor SIDO menjadi Rp854,5 miliar, turun 8,1 persen yoy.
Kendati demikian, Samuel Sekuritas tetap optimistis SIDO dapat meningkatkan kinerja dan menguat di tahun depan.
“Kami memperkirakan SIDO akan kembali menunjukkan pertumbuhan di 2023 didorong oleh inovasi produk baru, pembukaan gerai baru dan juga ekspansi penjualan ekspor,” tutup Pebe.
Sebelumnya, Samuel Sekuritas merekomendasikan beli saham SIDO dengan target harga Rp1.110 per saham yang merepresentasikan rata-rata PE dalam lima tahun terakhir sebanyak 20,4 kali.
Kini, saham SIDO mendapat rekomendasi hold di harga Rp830 per sahamnya, downgrade karena adanya penurunan kinerja perseroan.
Berdiri sejak 1940, Sido Muncul saat ini memiliki lebih dari 300 jenis produk jamu herbal dan suplemen, makan dan minuman, serta produk farmasi.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (12/8/2022) saham SIDO terpantau naik 0,65 persen ke level harga Rp770. Secara year-to-date (ytd), saham berkapitalisasi pasar Rp23,27 triliun tersebut telah mengalami koreksi sebesar 11,49 persen.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.