Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerasi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) atau Emtek mencatatkan peningkatan kinerja hingga semester I/2022. Pendapatan dan laba bersih emiten milik konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja ini meningkat sepanjang enam bulan pertama 2022.
EMTK mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi Rp7,09 triliun hingga semester I/2022. Pendapatan ini meningkat 10,09 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dari Rp6,44 triliun.
Pendapatan ini ditopang dari penjualan barang sebesar Rp2,87 triliun, pendapatan iklan Rp2,65 triliun, jasa kesehatan dan rumah sakit Rp869 miliar, jasa VSAT, perbaikan, perawatan, dan dukungan teknis Rp75,13 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp622 miliar.
Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan juga meningkat 16,63 persen dari Rp4,46 triliun di semester I/2021, menjadi Rp5,2 triliun di semester I/2022.
Naiknya beban pokok pendapatan tersebut membuat laba kotor EMTK turun 4,68 persen menjadi Rp1,88 triliun, dari Rp1,97 triliun secara tahunan.
Meski laba kotor turun, EMTK tercatat masih mampu membukukan laba bersih yang meningkat 922,3 persen menjadi Rp2,7 triliun, dari Rp264,5 miliar secara tahunan. Naiknya laba bersih EMTK ini didorong oleh bagian laba dari entitas asosiasi sebesar Rp2,04 triliun di semester I/2022, dari rugi Rp444 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur EMTK Sutiana Ali menjelaskan, peningkatan laba bersih EMTK yang signifikan ini sejalan dengan kenaikan pendapatan lain-lain, terutama yang disumbang oleh investasi di entitas asosiasi.
"Paling besar datang dari perusahaan investasi kami di asosiasi. Dari Bukalapak paling besar Rp3,6 triliun di kuartal I/2022," kata Sutiana belum lama ini.
Adapun hingga akhir Juni 2022, EMTK membukukan peningkatan total aset menjadi Rp43,8 triliun, dari Rp38,16 triliun dibanding akhir Desember 2021.
Begitu juga dengan total liabilitas yang naik menjadi Rp4,8 triliun di semester I/2022, dari Rp4,49 triliun di akhir 2021. Total ekuitas perseroan juga meningkat dari Rp33,6 triliun di akhir Desember 2021, menjadi Rp39 triliun di akhir Juni 2022.