Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi Mentan Harga Mi Instan Bakal Naik, Saham Produsen Indomie ICBP Masih Anteng

Kabar harga mi instan akan naik 3 kali lipat belum memengaruhi saham produsen Indomie ICBP yang menutup perdagangan dengan stagnan senilai Rp8.725.
Kabar harga mi instan akan naik 3 kali lipat belum memengaruhi saham produsen Indomie ICBP yang menutup perdagangan dengan stagnan senilai Rp8.725. /indomie.com
Kabar harga mi instan akan naik 3 kali lipat belum memengaruhi saham produsen Indomie ICBP yang menutup perdagangan dengan stagnan senilai Rp8.725. /indomie.com

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mi instan Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) menutup perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan stagnan menyusul kabar kenaikan harga mi instan.

Mengutip data BEI, pada perdagangan Rabu (10/8/2022) saham berkode ICBP tersebut tidak mencatatkan adanya kenaikan atau penurunan, alias masih pada level harga Rp8.725 per lembar saham.

Sepanjang perdagangan, saham berkapitalisasi pasar Rp101,75 triliun tersebut bergerak di kisaran Rp8.500 hingga Rp8.725.

Selama sepekan, ICBP turun 1,41 persen, sedangkan secara year-to-date (ytd) naik tipis 1,16 persen.

Emiten milik Anthoni Salim yang akan membagikan dividen tunai Rp2,5 triliun atau senilai Rp215 per sahamnya pada 24 Agustus 2022 ini diprediksi masih tetap ‘gurih’ ke depannya.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM mengatakan, kendati ada tekanan harga bahan baku, ICBP masih berpeluang untuk meningkatkan margin.

“Dalam analisa kami, tekanan terhadap bahan baku akan mulai berkurang seiring agresifnya kenaikan suku bunga The Fed kondisi ke depan, dan ini bisa meningkatkan margin ICBP,” jelas Roger kepada Bisnis baru-baru ini.

Pada kuartal I/2022, ICBP membukukan penjualan yang bertumbuh 14 persen senilai Rp17,19 triliun, dari Rp15,09 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan harga komoditas menekan laba usaha ICBP yang turun 7 persen menjadi Rp3,53 triliun dan margin laba usaha sebesar 20,6 persen, turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 25,3 persen.

Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi instan berpotensi naik sampai 3 kali lipat akibat peningkatan harga gandum.

Selain faktor pandemi Covid-19 dan kondisi iklim global yang memengaruhi sektor pangan, konflik geopolitik Rusia-Ukraina menjadi sentimen negatif bagi harga gandum dunia dan produk turunannya.

Mengutip Data Indonesia, harga gandum global tercatat turun 5,39 persen selama Agustus 2022.

Penurunan harga gandum yang signifikan tersebut terimbas dari izin pengiriman komoditas biji-bijian termasuk gandum dari Ukraina, serta penyesuaian rantai pasokan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper