Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa bank digital tercatat telah merilis kinerja selama semester I/2022. Beberapa bank digital tercatat telah mampu menghasilkan keuntungan pada paruh pertama 2022 ini.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menilai, secara prospek, bank digital akan menemui tantangan normalisasi kebijakan moneter yang akan membuat beban operasinya lebih meningkat lagi.
"Namun, kami masih melihat masih ada katalis positif ya, baik dari sisi makro maupun mikro," ucap Desy kepada Bisnis, Kamis (4/8/2022).
Dia menjelaskan, secara makro, potensi risiko resesi turut berpotensi meningkatkan kembali saham perbankan digital, meskipun tidak setinggi sebelumnya. Kemudian, lanjut Desy, nasabah bank digital yang naik 8.000 persen per Mei 2022 juga menjadi katalis positif untuk sektor ini yang menandakan minat di bank digital terus meningkat.
Sementara itu dari sisi mikro, menurut Desy akan kembali lagi ke fundamental dan prospek bisnis perusahaan. Apalagi, kata dia, bank digital ini saat ini banyak menawarkan promosi suku bunga deposito tinggi dan kemudahan fitur, sehingga customer base bisa meningkat serta penetrasi ke layanan digital syariah yang juga memiliki traction yang cukup menarik.
"Kami memiliki keyakinan terhadap prospek bisnis PT Bank Jago Tbk. (ARTO), potensi valuasinya di masa yang akan datang serta ekosistem yang diciptakannya terintegrasi," ujar Desy.
Baca Juga
Menurutnya, dari fundamental ARTO dengan rilis laporan keuangan semester I/2022, ARTO menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).
Desy menilai, meskipun secara keuntungan ARTO bukan yang terbesar, tetapi ARTO memiliki ekosistem terkuat.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.