Bisnis.com, JAKARTA — Harga bitcoin masih mengalami tren penurunan pada perdagangan hari ini.
Mengutip data CoinMarketCap, Rabu (3/8/2022), harga bitcoin turun 0,36 persen ke posisi US$22.817.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono menjelaskan pergerakan pasar kripto awal Agustus ini sedang terjadi koreksi akibat investor yang tengah memantau apakah titik terbawah bitcoin sudah tercapai.
“Sebenarnya harga bitcoin dan [aset] kripto secara keseluruhan masih dalam kondisi bearish. Kenaikan harga meragukan karena tidak diiringi kenaikan volume perdagangan besar karena likuiditas yang tipis, oleh karena itu terjadi koreksi harga,” papar Afid dalam keterangannya, dikutip Rabu (3/8/2022).
Menurutnya, pergerakan pasar yang dinilai anomali ini memiliki banyak spekulasi. Jika melihat secara historis, umumnya nilai pasar kripto akan langsung tertekan ketika muncul rilis data makroekonomi.
Namun, nampaknya investor masih optimistis kenaikan suku bunga acuan The Fed tidak akan menimbulkan resesi, sehingga harga bitcoin pun sempat reli.
“Hal itu memicu reli yang bagus untuk aset berisiko yang membantu meningkatkan market,” imbuh Afid.
Menurut data historis, merujuk pada beberapa pertemuan The Fed sebelumnya, harga bitcoin turun 10 persen atau lebih setelah pertemuan The Fed pada Maret, Mei dan Juni 2022.
Kenaikan suku bunga yang agresif menjadi sentimen negatif untuk harga aset kripto, dan para ahli mengatakan ketidakstabilan ini akan berlanjut dalam jangka pendek.
“Jika The Fed merespons inflasi dengan kenaikan suku bunga acuan ekstra kencang, maka selera investor perlahan bakal pudar. Dampaknya akan memberikan tekanan negatif pada harga untuk aset berisiko, dari saham ke bitcoin,” tutup Afid.