Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Portofolio Investasi Baru Saratoga (SRTG): Data Center dan Forest Carbon

Atria DC merupakan perusahaan data center ramah lingkungan di Jakarta. Selain itu, Saratoga juga berinvestasi di Forest Carbon.
Sandiaga Uno Dukung Grand Opening Kisaku./istimewa
Sandiaga Uno Dukung Grand Opening Kisaku./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten investasi milik Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) baru-baru ini menanamkan modal di perusahaan penyedia layanan data center, Atria Data Center (Atria DC).

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan, langkah pendanaan ini dalam rangka memperluas portofolio SRTG.

“Investasi Saratoga pada Atria DC ini merupakan bentuk komitmen dan dukungan terhadap percepatan digitalisasi yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Devin dalam keterangan resmi perseroan, Jumat (29/7/2022).

Sebagai informasi, Atria DC merupakan perusahaan data center ramah lingkungan di Jakarta.

Selain Atria DC, Saratoga juga berinvestasi di Forest Carbon, yaitu perusahaan pengembang proyek karbon premium yang berdiri sejak 2012.

Forest Carbon bergerak di bisnis kredit karbon dengan melestarikan hutan dan lahan basah, melindungi keanekaragaman hayati serta memberdayakan masyarakat setempat.

Devin melanjutkan, Saratoga tertarik berinvestasi karena proyek-proyek Forest Carbon sukses merestorasi lahan gambut, melindungi spesies yang terancam punah termasuk harimau Sumatra, dan mendukung masyarakat lokal dengan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja yang sejalan dengan misi perseroan.

“Melindungi dan melestarikan alam Indonesia menjadi investasi penting bagi Saratoga untuk memberikan dampak sekaligus membantu dalam memitigasi perubahan iklim,” imbuhnya.

Upaya Saratoga untuk memperluas diversifikasi portofolionya sejalan dengan kinerja keuangan yang meningkat di semester I/2022.

Di paruh pertama tahun ini, Saratoga mencatatkan peningkatan pendapatan dividen sebesar 58 persen yakni senilai Rp1,4 triliun dibandingkan semester I/2021 senilai Rp866 miliar.

Dengan demikian, Net Asset Value (NAV) Saratoga mencapai Rp60 triliun, tumbuh 29 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 senilai Rp46,5 triliun.

Selain itu, rasio biaya operasional tahunan terhadap NAV sebesar 0,3 persen dan rasio pinjaman bersih terhadap NAV 0,5 persen.

Sampai akhir semester I/2022 posisi utang bersih Saratoga senilai Rp296 miliar, berkurang signifikan dibandingkan akhir kuartal I/2022 Rp3 triliun.

Devin menilai secara fundamental Saratoga memiliki kemampuan yang semakin kuat dalam menjalankan investasi ke depannya, berkat strategi yang dilakukan perusahaan milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya itu.

“Efisiensi biaya operasional dan beban pinjaman juga menjadi bagian dari strategi investasi yang dilakukan Saratoga,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper