Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham-saham di Wall Street Berguguran, Wallmart Turun Tajam

Saham-saham di Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB. Begitu pun dengan saham Wallmart yang terkoreksi.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham di Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, karena data kepercayaan konsumen yang sangat lemah juga memicu kekhawatiran tentang pengeluaran. Akibatnya saham Wallmart terkoreksi.

Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 228,5 poin atau 0,71 persen, menjadi menetap di 31.761,54 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 45,79 poin atau 1,15 persen, menjadi berakhir di 3.921,05 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 220,09 poin atau 1,87 persen, menjadi 11.562,58 poin.

Saham Walmart merosot 7,6 persen setelah emiten ritel itu memangkas perkiraan laba setahun penuh pada Senin malam (25/7). Walmart menyalahkan lonjakan harga untuk makanan dan bahan bakar sehingga mengatakan perlu memangkas harga untuk mengurangi persediaan.

Saham Target Corp jatuh 3,6 persen dan Amazon.com Inc merosot 5,2 persen, sedangkan indeks ritel S&P 500 tergelincir 4,2 persen.

Pada Selasa (26/7), data menunjukkan kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah hampir 1,5 tahun pada Juli di tengah kekhawatiran terus-menerus tentang inflasi yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga.

"Mayoritas perusahaan yang melaporkan hari ini mengalahkan laba, dan itulah yang terjadi. Tapi tentu saja ada beberapa peringatan, dan itulah yang menjadi fokus pasar," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities dikutip dari Antara Rabu (27/7/2022).

Amazon, yang mengatakan akan menaikkan biaya untuk pengiriman dan layanan streaming Prime di Eropa hingga 43 persen per tahun, adalah hambatan terbesar pada Nasdaq dan S&P 500, sementara konsumen non-primer turun 3,3 persen dan memimpin penurunan di antara sektor S&P 500.

Federal Reserve memulai pertemuan dua hari, dan pada Rabu diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga 0,75 poin persentase untuk melawan inflasi. Investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Minggu yang sibuk untuk laporan laba juga termasuk laporan dari Alphabet Inc dan Microsoft Corp setelah bel penutupan.

Saham Microsoft turun 0,5 persen dalam perdagangan setelah jam kerja, sementara Alphabet naik 3,0 persen mengikuti hasil perusahaan. Microsoft mengakhiri sesi reguler turun 2,7 persen dan Alphabet berakhir 2,3 persen lebih rendah pada hari itu.

Investor telah mencari untuk melihat apakah berita laporan pendapatan minggu ini dari perusahaan mega-cap dapat membantu pasar saham mempertahankan reli baru-baru ini.

Laba dari perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan telah meningkat 6,2 persen untuk kuartal kedua dari periode tahun lalu, menurut data Refinitiv.

Juga selama sesi reguler, Coca-Cola Co naik 1,6 persen setelah perusahaan menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh. McDonald's Corp naik 2,7 persen setelah mengalahkan ekspektasi kuartalan.

3M Co naik 4,9 persen setelah raksasa industri itu mengatakan berencana untuk melepaskan bisnis perawatan kesehatannya. General Electric Co naik 4,6 persen setelah konglomerat industri ini mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba.

Dalam pandangan lain, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan global lagi.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 9,60 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,93 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper