Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) tercatat melakukan investasi di instrumen reksa dana pasar uang, sukuk, dan obligasi dengan nilai mencapai Rp579,2 miliar di salah satu produk.
Pada laporan keuangan periode 31 Maret 2022, BUKA tercatat melakukan investasi di enam jenis reksa dana miliki tiga manajer investasi, yakni PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Principal Asset Management, dan PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk. (AMOR)
Investasi reksa dana dengan nilai terbesar yang dilakukan BUKA adalah pada Ashmore Asset Management, yakni sebesar Rp579,2 miliar. Nilai investasi ini naik dibandingkan akhir Desember 2021, sebesar Rp576,5 miliar, atau meningkat 0,46 persen secara quarter to quarter (qoq).
Berdasarkan informasi pada laman pasardana.id pada Senin (25/7/2022), Ashmore memiliki 1 reksa dana pasar uang yakni Ashmore Dana Pasar Uang Nusantara. Secara year to date, Ashmore Dana Pasar Uang Nusantara mencatatkan kinerja positif sebesar 0,91 persen ytd.
Portofolio pada produk ini mayoritas berada di obligasi pemerintah, yaitu sebesar 95,24 persen. Selanjutnya, obligasi korporasi juga masuk pada instrumen ini dengan porsi 2,84 persen diikuti dengan instrumen pasar uang lain sebesar 1,92 persen.
Sementara itu, Ashmore memiliki 5 produk reksa dana berbasis obligasi atau pendapatan tetap, yakni Ashmore Dana Obligasi Nusantara dengan kinerja ytd -7,07 persen, Ashmore Dana USD Nusantara (-15,46 persen), Ashmore Dana Obligasi Providentia Nusantara (-3,97), Ashmore Dana Obligasi Strategis Nusantara (-2,75 persen), dan Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara (-5,16 persen).
Baca Juga
Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara mengalokasikan mayoritas dananya pada obligasi pemerintah sebesar 82,57 persen disusul instrumen pasar uang (14,71 persen) dan obligasi korporasi (2,81 persen). Sementara itu, seluruh dana dana pada Ashmore Dana Obligasi Strategis Nusantara dialokasikan ke obligasi pemerintah.
Selanjutnya, portofolio Ashmore Dana Obligasi Nusantara terdiri atas obligasi pemerintah sebesar 82,05 persen dan instrumen pasar uang sebesar 17,95 persen. Terakhir, Ashmore Dana USD Nusantara mengalokasikan 98,4 persen dananya ke obligasi pemerintah dan sisanya pada instrumen pasar uang.
Direktur Ashmore Asset Management Steven Satya Yudha mengatakan pihaknya tidak dapat memberi penjelasan yang lebih detail terkait produk yang dipilih oleh BUKA sehubungan dengan POJK dan regulasi internal perusahaan.
Di sisi lain, ia mengatakan Ashmore menggunakan mekanisme pengelolaan aktif untuk produk–produknya. Salah satu upaya yang dilakukan Ashmore untuk menjaga performa produk saat ini adalah menurunkan durasi portofolio reksa dana pendapatan tetapnya.
“Hal ini dilakukan untuk menghindari fluktuasi lebih lanjut akibat The Fed dan risiko inflasi,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (25/7/2022).
Meski demikian, Ashmore melihat melihat harga obligasi domestik mulai stabil mengingat rendahnya kepemilikan investor asing saat ini di kisaran 15 persen–17 persen. Seiring dengan hal tersebut, Steven mengatakan pihaknya akan melihat celah untuk meningkatkan durasi di saat Bank Indonesia mulai menyesuaikan kebijakan dengan The Fed.
“Untuk produk reksa dana pasar uang, kami mulai meningkatkan alokasi di instrumen pasar uang konvensional seperti deposito berjangka yang relatif terlindungi dari 2 risiko di atas,” ujarnya.