Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Teknologi & Medsos Berguguran, Wall Street Fluktuatif

Saham-saham teknologi dan media sosial di bursa AS melemah, namun diimbangi oleh penguatan sektor finansial.
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) berfluktuasi pada perdagangan hari ini, Jumat (22/7/2022). saham-saham teknologi dan media sosial melemah, namun diimbangi oleh penguatan sektor finansial.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,3 persen ke level 32.131,55, sedangkan indeks S&P 500 naik tipis 0,04 persen ke 4.000,58. Di sisi lain, Nasdaq Melemah 0,44 persen ke 12.006,33.

Indeks S&P 500 berbalik ke zona hijau setelah melemah pada awal perdagangan. American Express Co memimpin saham sektor finansial setelah melaporkan rekor pendapatan dan meningkatkan proyeksi setahun penuh.

Di sisi lain, kinerja Snap Inc. yang mengecewakan membebani saham media sosial, dan Twitter Inc. tergelincir setelah membukukan penjualan kuartal kedua yang mengecewakan.

Pendapatan Snap yang mengecewakan memukul saham, termasuk perusahaan induk Facebook Meta Platforms Inc. dan pemilik Google Alphabet Inc. Perusahaan perangkat keras dan penyimpanan termasuk Micron Technology Inc. dan Western Digital Corp. melemah setelah Seagate Technology Plc mencatat pendapatan di bawah ekspektasi.

Namun, Wall Street tetap berada di jalur pekan terbaik dalam satu bulan terakhir dan memangkas penurunan tahun ini menjadi sekitar 16 persen. Spekulasi bahwa aksi jual terburuk telah berlalu sebagian berada di balik pergerakan tersebut.

Kekhawatiran akibat inflasi dan kenaikan suku bunga yang cepat terbukti sulit untuk digoyahkan,  meskipun ekspektasi terhadap seberapa agresif Federal Reserve terus meningkat.

Analis pasar senior Oanda Craig Erlam mengatakan meskipun masih fase awal musim laporan keuangan emiten, ada banyak kejutan kinerja yang didorong oleh argumen 'tidak seburuk yang dikhawatirkan'

“Hal ini tentu saja melegakan, tapi jelas bukan pertanda untuk rebound yang berkelanjutan," ungkap Erlam seperti dikutip Bloomberg, Jumat (22/7/2022).

Fokus sekarang akan beralih ke pertemuan The Fed minggu depan, di mana bank sentral kembali diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper