Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas saham-saham emiten perkebunan dan CPO terpantau masih bergerak hijau pada awal perdagangan hari ini, Selasa (19/7/2022), di tengah penghapusan pungutan ekspor sementara yang diberlakukan pemerintah sampai Agustus 2022.
Berdasarkan data Bloomberg, mayoritas emiten CPO mengalami kenaikan pada awal perdagangan sampai pukul 09.15 WIB. Kenaikan dipimpin oleh saham PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) yang menguat 2,39 persen ke posisi 9.625. Menyusul di belakangnya adalah PT Cisadane Sawit Raya Tbk. (CSRA) yang naik 2,33 persen ke harga 660 per saham.
Selanjutnya terdapat saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) yang naik 2,23 persen ke posisi 505 dan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) menguat 2,11 persen ke level 1.210.
PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) turut mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen ke harga 68 per saham, diikuti oleh saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) naik 1,22 persen ke level 830.
Beberapa emiten perkebunan lainnya yang juga menguat adalah PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) dan PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) masing-masing dengan kenaikan 1,17 persen dan 0,82 persen. Selanjutnya terdapat saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) naik masing-masing sebesar 0,43 persen dan 0,36 persen.
Adapun saham emiten perkebunan yang bergerak stagnan adalah PT SMART Tbk. (SMAR) di harga 4.300 per saham dan PT Mahkota Group Tbk. (MGRO) di harga 890. Sementara itu, PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) terpantau melemah 0,85 persen ke posisi 585.
Baca Juga
Analis CGS-CIMB Sekuritas Ivy Ng Lee Fang, Nagulan Ravi, dan Peter P. Sutedja dalam risetnya menyebutkan kebijakan penghapusan pungutan ekspor sementara bisa mendorong ekspor, sehingga bisa mengurangi stok menjelang musim puncak produksi yang jatuh pada Agustus—Oktober.
Mereka memperkirakan perlu 3 juta—3,5 juta ton untuk memangka stok minyak sawit mentah yang menumpuk akibat larangan ekspor beberapa bulan belakangan.
“Kami pertahankan neutral pada sektor ini karena valuasi dan koreksi saat ini sebagian besar sudah priced in oleh pasar yang tecermin dari harga CPO yang lebih rendah, yang akan mengangkat permintaan ke depan, dan top pick emiten CPO Indonesia adalah DSNG,” tulis CGS-CIMB Sekuritas dalam risetnya.
Mereka juga merekomendasikan hold untuk saham AALI dengan target harga Rp10.000 dan add untuk saham DSNG, LSIP, dan TAPG dengan target harga masing-masing Rp570, Rp1.250, dan Rp685.
Pemerintah Indonesia membebaskan pungutan ekspor produk minyak sawit mentah dan turunannya menjadi US$0 dari sebelumnya mencapai US$200 per ton dalam kurun 15 Juli—31 Agustus 2022. Pungutan ekspor progresif akan kembali diterapkan pada 1 September 2022 maksimal US$240 per ton jika harga CPO global melampaui US$1.500 per ton.
Kebijakan ini diterapkan pemerintah sebagai upaya untuk mengurangi persediaan CPO yang menumpuk akibat periode larangan pengiriman ekspor selama 3 minggu pada 28 April—22 Mei 2022.