Bisnis.com, JAKARTA — Sinyal Bank Indonesia yang enggan menaikkan suku bunga acuan BI7DDR dapat menekan rupiah menembus Rp15.000 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, rupiah terakhir ditutup menguat 0,16 persen ke Rp14.996 per dolar AS pada Jumat (15/7/2022). Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,52 persen ke 107,98.
Di pasar mata uang global, mata uang negara negara Eropa seperti Euro dan Franc Swiss, cenderung stabil. Sementara itu, yen Jepang nenguat tipis setelah sempat melemah ke 139 yen per dolar AS.
Pasar spot rupiah relatif tidak berubah. Namun demikian, Rupiah non- deliverable forward (NDF) 1 bulan melemah 0,5 persen menjadi Rp15.129 per dolar AS.
"Pelemahan NDF 1 bulan menurut kami disebabkan oleh pernyataan dovish dari pejabat Bank Indonesia terkait kebijakan suku bunga bank sentral," ungkap Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi, dalam riset dikutip Minggu (17/7/2022).
Sebelumnya, pada Rabu (13/7/2022), Wakil Gubernur BI Juda Agung mengatakan BI akan menyesuaikan suku bunga ketika inflasi inti meningkat.
Baca Juga
Meskipun inflasi utama pada Juni (4,35 persen yoy) telah melampaui proyeksi inflasi Bank Indonesia (4,2 persen), namun inflasi inti baru mencapai 2,63 persen. Menanggapi hal tersebut, pasar berspekulasi bahwa BI tidak akan menaikkan suku bunga pada Juli.
"Kami menegaskan kembali pendapat kami bahwa rupiah akan melemah ke Rp15.500 per dolar AS, jika BI tidak menaikkan suku bunga bulan ini," imbuhnya.