Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melalui anak usaha PT Mostrans Global Digilog berinovasi mengembangkan produk dan layanan pengiriman berkualitas dengan didukung oleh teknologi.
Langkah ini guna mencapai kinerja sektor logistik dan transportasi yang handal, perlu adanya akselerasi digital.
“Mostrans saat ini sudah menciptakan solusi melalui platform digital B2B yang dikembangkan dengan menghubungkan ekosistem rantai pasok produk kesehatan (healthcare supply chain eco-system),” ujar CEO PT Mostrans Global Digilog, Berty Argiyantari, dikutip Sabtu (16/7/2022).
Mostrans mengintegrasikan layanan secara end-to-end, konektivitas, dan kolaborasi, antara pemilik barang yang memiliki kebutuhan jasa pengiriman untuk produk kesehatan dan pemilik armada.
Tujuannya, untuk meningkatkan kinerja transportasi melalui peningkatan transparansi, kemudahan akses monitoring, real time, serta mengoptimalkan utilisasi dan produktivitas truk, sehingga efektif dan efisien.
“Pengiriman yang dilakukan sesuai standar produk kesehatan dilengkapi dengan teknologi. Dengan demikian, layanan transportasi produk kesehatan yang diberikan bisa lebih cepat dan efisien dengan kualitas yang baik,” kata Berty.
Baca Juga
Berty menjelaskan bahwa untuk mendukung konektivitas hulu ke hilir, semua armada dilengkapi dengan GPS dan pengemudi dilengkapi dengan aplikasi digital. Dia menekankan, semuanya terkoneksi dengan command centre.
“Bersama Mostrans, kinerja transportasi dapat ditingkatkan melalui meningkatnya transparansi, komunikasi yang lancar, pemantauan yang terintegrasi, dan meningkatnya efisiensi dan produktivitas,” jelasnya.
Inovasi yang dilakukan Mostrans sejalan dengan SCI (Supply Chain Indonesia). SCI memproyeksikan kontribusi sektor transportasi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun 2022 sebesar Rp689,15 triliun.
Nilai tersebut meningkat dibandingkan kontribusi pada dua tahun sebelumnya, walaupun masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemi.
Data BPS menunjukkan kontribusi transportasi sebesar Rp558,07 triliun pada tahun 2020 dan Rp578,10 triliun pada tahun 2021. Sedangkan pada tahun 2019, kontribusi itu sebesar Rp728,43 triliun.
“Untuk mencapai nilai kontribusi transportasi tersebut dibutuhkan transformasi digital untuk mendukung perubahan signifikan dalam menciptakan efisiensi dan meningkatkan produktivitas sektor transportasi dan logistik,” tutur Chairman SCI, Setijadi.
Pada beberapa tahun terakhir pun telah terjadi disrupsi dalam rantai pasokan global. Banyak pabrikan berada di bawah tekanan untuk dapat mempertahankan daya saing dan produktivitas di tengah ketidakpastian global.