Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Naik Meski Dibayangi Inflasi AS, Saham GOTO, UNTR, ITMG Hot

IHSG mencapai posisi 6.669,78, atau menguat 0,43 persen pada akhir sesi I meskipun pasar saham dibayangi lonjakan inflasi AS dan rencana The Fed mengerek suku bunga.
IHSG mencapai posisi 6.669,78, atau menguat 0,43 persen pada akhir sesi I meskipun pasar saham dibayangi lonjakan inflasi AS dan rencana The Fed mengerek suku bunga. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
IHSG mencapai posisi 6.669,78, atau menguat 0,43 persen pada akhir sesi I meskipun pasar saham dibayangi lonjakan inflasi AS dan rencana The Fed mengerek suku bunga. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis (14/7/2022) meski dibayangi lonjakan inflasi AS dan rencana The Fed mengerek suku bunga.

IHSG terpantau pada posisi 6.669,78, atau menguat 0,43 persen pada akhir sesi I. Sepanjang sesi pertama IHSG bergerak pada rentang 6.607,70 - 6.679,44.

Tercatat, 211 saham menguat, 276 saham melemah dan 176 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp8.814,04 triliun.

PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) terpantau menjadi saham dengan kenaikan terbesar sejauh ini setelah menguat 11,9 persen ke Rp141.

Saham lain yang terpantau naik adalah adalah PT United Tractors Tbk (UNTR) yang menguat 4,77 persen ke Rp29.625, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang naik 2,47 persen ke level Rp332 serta PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang naik 1,33 persen ke Rp34.250.

Mengutip riset harian Bahana Sekuritas, secara teknikal IHSG diperkirakan kembali mengalami tekanan dengan range pergerakkan 6.550 - 6.750.

Selain itu, pergerakan IHSG hari ini menurut Bahana Sekuritas dipengaruhi oleh melemahnya bursa saham Amerika Serikat setelah rilis data inflasi AS yang lebih tinggi dari pada perkiraan yaitu berada di level 9,1 persen year on year atau naik 1,31 persen month to month.

Di sisi lain, beberapa harga komoditas minyak mentah dan gas mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,58 persen dan 7,03 persen karena adanya pemeliharaan rutin pipa gas utama Gazprom dan naiknya harga bahan bakar.

Selain itu, China telah merilis data trade balance sebesar US$97,94 miliar yang meningkat dari sebelumnya US$78,76 miliar.

Namun Bahana Sekuritas memperkirakan pada kuartal III/2022 nilai tersebut akan menurun karena adanya pemberlakuan kebijakan lockdown didukung dengan kembali meningkatnya kasus Covid-19.

Melansir Investors.com, tingkat inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) utama AS melonjak menjadi 9,1 persen di bulan Juni dari 8,6 persen di bulan Mei, level tertinggi baru dalam 40 tahun dan di atas proyeksi 8,8 persen. Inflasi inti, yang menghapus makanan dan energi, turun tipis menjadi 5,9 persen dari 6 persen.

Dengan harga minyak mentah dan bensin yang turun secara signifikan dari pertengahan Juni, inflasi utama akhirnya mungkin agak mendingin di bulan Juli. Namun, kenaikan harga berbasis luas Juni adalah tanda yang tidak menyenangkan untuk inflasi jangka panjang.

Inflasi inti naik 0,7 persen vs. Mei, bulan ketiga berturut-turut dari percepatan kenaikan, secara berurutan dan tidak bulat. Harga jasa tidak termasuk energi naik menjadi 5,5 persen vs setahun sebelumnya.

"Akibatnya, FedWatch CME sekarang melihat peluang 78 persen kenaikan suku bunga Fed 100 basis poin pada akhir pertemuan 26-27 Juli, naik dari 8 persen pada hari Selasa. Pasar sebelumnya telah meyakini kenaikan suku bunga The Fed 75 basis poin sebelum data inflasi Selasa," mengutip laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper