Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Lapkeu Emiten dan Data Inflasi, Wall Street Melemah

Bursa saham AS melemah di saat pelaku pasar bersiap untuk musim pendapatan kuartal kedua.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berfluktuasi pada awal perdagangan hari ini, Selasa (12/7/2022), menyusul kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve yang bertujuan menjinakkan inflasi akan menenggelamkan ekonomi ke dalam resesi.

Dilansir Bloomberg, indeks Nasdaq Composite melemah 0,75 persen ke level 11.292,97 pada pukul 21.11 WIB setelah sempat dibuka di zona hijau menyusul penguatan saham teknologi.

Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,31 persen ke 3.842,55 dan Dow Jones menguat 0,2 persen ke 31.235,71.

Pelaku pasar kini bersiap untuk musim pendapatan kuartal kedua, yang dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana perusahaan mengatasi tekanan harga dan volatilitas mata uang yang intens.

Dolar AS berada di level yang terakhir terlihat pada puncak kepanikan pasar 2020 atas Covid dan yen menguat, menggarisbawahi kehati-hatian investor. Mata uang umum kawasan euro menguat setelah berada di level setara dengan dolar AS.

Obligasi menguat, membawa imbal hasil 10 tahun AS turun mendekati 2,9 persen. Obligasi juga menguat di Eropa. Obligasi Jerman melonjak, mengirimkan imbal hasil tenor 10 tahun ke level terendah sejak Mei, setelah data menunjukkan kepercayaan investor jatuh ke level terendah 2011.

Banyak yang menantikan laporan keuangan perusahaan dan data inflasi AS minggu ini. Rebound ekuitas singkat dari kekalahan tahun ini sudah gagal menjelang rilis data tersebut. Selera risiko mungkin berjuang untuk mencerna prospek pendapatan yang semakin gelap di samping tekanan harga yang besar yang mengarah ke pengetatan moneter yang lebih banyak.

“Penguatan dolar AS tidak hanya akan mempengaruhi pendapatan kuartal ini, tetapi lebih mungkin mempengaruhi prospek pendapatan untuk beberapa kuartal berikutnya dan itu adalah masalah besar,” ungkap Kimberly Forrest, kepala investasi Bokeh Capital Partners, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (12/7/2022).

Indeks Stoxx Europe 600 tergelincir untuk hari kedua berturut-turut, tertekan saham perbankan setelah bank di Spanyol merosot usai Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan negara itu akan mengenakan pajak baru pada "lembaga keuangan besar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper