Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sudah Naikkan Harga Jual, Kino Indonesia (KINO) Tetap Waspadai Koreksi Margin

Demi menjaga posisi produk Kino Indonesia di pasar, kenaikan harga jual produk perlu dilakukan secara hati-hati.
Produk minuman yang diproduksi PT Kino Indonesia Tbk./kino.co.id
Produk minuman yang diproduksi PT Kino Indonesia Tbk./kino.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) telah melakukan penyesuaian harga jual produk demi meredam dampak kenaikan harga bahan baku. Meski demikian, langkah ini tidak serta-merta bisa menjaga margin laba perseroan.

Direktur Kino Indonesia Budi Muljono mengemukakan bisnis barang konsumer merupakan salah satu sektor dengan persaingan yang ketat. Demi menjaga posisi produk Kino di pasar, kenaikan harga jual produk perlu dilakukan secara hati-hati.

“Kami sudah melakukan adjustment harga jual untuk meredam dampak kenaikan bahan baku. Kenaikan ini bervariasi karena kami ada di sektor consumer goods di mana persaingan sangat ketat dan juga tidak bisa menaikkan harga untuk mengalihkan beban ke konsumen secara sepenuhnya,” kata Budi ketika dihubungi Bisnis, Selasa (12/7/2022).

Dia tidak memperinci berapa persentase kenaikan harga jual produk yang telah diterapkan Kino Indonesia. Laporan keuangan perseroan per Maret 2022 memperlihatkan bahwa margin laba berada di angka 3,99 persen dengan laba neto di angka Rp45,37 miliar dan penjualan bersih Rp1,13 triliun. Margin ini lebih tinggi dibandingkan dengan posisi kuartal I/2022 di angka 1,77 persen.

“Dengan demikian meskipun kenaikan harga dilakukan namun margin laba tetap mengalami kontraksi,” tambah Budi.

Meski prospek permintaan produk minuman masih cukup baik, perseroan sebelumnya menyatakan kenaikan harga komoditas dunia yang berimbas ke kenaikan harga bahan baku dan kemasan masih menjadi tantangan.

Beban pembelian bahan baku dan pengemas KINO tercatat mencapai Rp542,51 miliar pada kuartal I/2022, meningkat 38,23 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar Rp392,45 miliar.

Sejalan dengan naiknya beban, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp1,13 triliun atau naik 17,69 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021 sebesar Rp964,26 miliar.

Selama periode Januari—Maret 2022, penjualan KINO ditopang oleh segmen minuman yang mencapai Rp659,64 miliar, nilai ini naik 71,74 persen secara YoY dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp384,08 miliar.

Di sisi lain, penjualan pada segmen perawatan tubuh yang menjadi kontributor terbesar kedua justru turun dari Rp455,35 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp341,85 miliar pada kuartal I/2022.

Segmen makanan tercatat tetap tumbuh dari Rp115,49 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp121,33 miliar pada kuartal 1/2022. Produk farmasi juga tumbuh menjadi Rp11,29 miliar dari sebelumnya Rp9,36 miliar.

Kino Indonesia juga mampu membukukan kenaikan laba bersih. Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada 3 bulan pertama 2022 mencapai Rp47,22 miliar, 186,52 persen lebih tinggi daripada posisi kuartal I/2021 sebesar Rp16,80 miliar.

Adapun hingga akhir Maret 2022, KINO mencatat kenaikan total aset menjadi Rp5,61 triliun, dari Rp5,34 triliun pada akhir 2021.

Jumlah liabilitas KINO juga naik dari Rp2,68 triliun di akhir 2021, menjadi Rp2,98 triliun pada akhir Maret 2022. Sementara itu, total ekuitas perseroan turun tipis menjadi Rp2,63 triliun, dari Rp2,66 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper