Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI: Transaksi Harian Bursa Turun. Efek Kode Domisili dan Broker Ditutup?

Rata-rata volume transaksi bursa juga mengalami penurunan sebesar 7,36 persen menjadi 17,607 miliar saham dari 19,006 miliar saham pada penutupan pekan yang lalu.
Pegawai melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Penutupan kode broker dan kode domisili oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) telah berlangsung genap dua pekan, aktivitas transaksi turut menjadi lesu.

Sepanjang pekan lalu 4-8 Juli 2022, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa mengalami koreksi 7,89 persen menjadi 1.039.217 transaksi dari 1.128.267 transaksi pada penutupan pekan lalu.

Rata-rata volume transaksi bursa juga mengalami penurunan sebesar 7,36 persen menjadi 17,607 miliar saham dari 19,006 miliar saham pada penutupan pekan yang lalu.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan turut berubah sebesar 10,95 persen menjadi Rp10,837 triliun dari Rp12,169 triliun pada pekan sebelumnya.

Pada pekan sebelumnya, 27 Juni--1 Juli 2022, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami penurunan 10,25 persen menjadi 1.128.267 transaksi dari 1.257.107 transaksi pada penutupan pekan sebelumnya.

Rata-rata volume transaksi bursa juga mengalami penurunan sebesar 23,22 persen menjadi 19,006 miliar saham dari 24,753 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan turut turun sebesar 29,79 persen sebesar Rp12,169 triliun dari Rp17,332 triliun pada pekan sebelumnya.

Dengan demikian, rata-rata nilai transaksi harian bursa sejak ditutupnya kode domisili pada perdagangan Senin (27/6/2022) mengalami penurunan 37,47 persen.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan, Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan setelah penutupan kode broker, lalu diikuti oleh penutupan domisili investor akhir Juni 2022 kemarin, IHSG cenderung mengalami penurunan dalam transaksinya.

"Hal ini wajar, mengingat banyak investor sebelumnya cenderung membeli saham berdasarkan transaksi dari broker-broker besar dan dari investor asing," jelasnya kepada Bisnis, Senin (11/7/2022).

Menurutnya, kebiasaan tersebut tanpa melakukan riset mendalam pada emiten yang akan dibeli sahamnya, hal ini terkadang membuat harga saham bergerak tidak wajar.

Kebiasaan ini membuat investor turut masuk berharap dan berekspektasi akan mendapatkan momentum kenaikan saham.

"Hal ini tentu cukup beresiko bagi investor tersebut, yang tidak melakukan riset dan tidak memiliki landasan kuat mengapa harus membeli saham tersebut," katanya.

Hal ini menyebabkan investor harus lebih bisa menyesuaikan diri dengan strategi yang lebih jangka panjang. Pilihan ini sebenarnya lebih baik untuk investor juga karena investor 'dipaksa' melakukan riset yang lebih mendalam lagi sebelum membeli saham perusahaan.

Dia menyarankan strategi yang bisa diterapkan investor, terutama investor ritel. Investor lebih disarankan melakukan pendekatan secara fundamental.

"Dengan melakukan riset fundamental dan membeli saham perusahaan berdasarkan kinerja dari perusahaan," terangnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Rudi Utomo menilai penurunan transaksi saham bukan karena penutupan kode broker dan kode domisili, melainkan karena pengaruh perekonomian global.

"Ini karena pengaruh global saja penurunan tersebut, jadi bukan Karena penutupan kode. Dengan demikian, ketika isu pengaruh global ini sudah mereda investor akan aktif kembali," katanya.

Amerika Serikat (AS) berencana menaikkan kembali suku bunganya 75 basis poin (BPS) pada Juli ini. Selanjutnya, masih ada perjalanan panjang untuk menekan inflasi AS yang telah mencapai 8,6 persen ke cita-citanya di kisaran 3,15 persen pada kuartal IV/2022.

Lebih lanjut, kenaikan suku bunga The Fed akan membuat dolar AS semakin menguat, dan rupiah semakin melemah. Dengan kondisi ini, pasar khawatir sebentar lagi BI tak punya pilihan lain selain turut menaikkan suku bunga.

Senada Corporate Secretary Panin Sekuritas Prama Nugraha  melihat positif atas penutupan kode broker dan domisili, sehingga investor bisa bertransaksi efek secara objektif tanpa mengikuti broker atau domisili investor lain
.
"Adapun, penurunan transaksi di bursa kebuh dikarenakan pengaruh global sehingga investor lebih berhati-hatii," tambahnya.

Panin Sekuritas lanjutnya lebih memilih berstrategi dengan melakukan sosialisasi ke nasabah atas penutupan kode broker dan domisili tersebut.

Panin Sekuritas lebih banyak melakukan edukasi dan pembaruan pasar kepada nasabah atau investor secara online sehingga mendapatkan informasi yang komprehensif dalam  mengantisipasi pergerakan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper