Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Jepang Reli tapi Investor di Asia Cenderung Hati-hati

Bursa saham Jepang naik lebih dari 1,5 persen, didukung oleh prospek stabilitas administrasi setelah koalisi yang berkuasa memperluas mayoritasnya dalam pemilihan majelis tinggi.
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Asia mendapat dorongan dari reli usai pemilihan umum di Jepang pada awal perdagangan hari ini, Senin (11/7/2022). Namun suasana pasar yang lebih luas tetap berhati-hati di tengah kemungkinan lockdown di China akibat Covid.

Mengutip Bloomberg, Senin (11/7/2022), bursa saham Jepang naik lebih dari 1,5 persen, didukung oleh prospek stabilitas administrasi setelah koalisi yang berkuasa memperluas mayoritasnya dalam pemilihan majelis tinggi.

Pasar saham berjangka AS dan Eropa tergelincir menyusul kenaikan mingguan untuk ekuitas global. Sementara itu indeks dolar naik sedangkan minyak mentah berfluktuasi.

Di Cina, Shanghai melaporkan kasus pertamanya dari sub-varian BA.5 omicron yang sangat menular pada Minggu dan memperingatkan risiko sangat tinggi, memicu kekhawatiran akan lebih banyak lockdown. Beijing juga telah menjanjikan upaya untuk menopang perekonomian.

Saham kasino Hong Kong menghadapi pembukaan perdagangan yang sulit setelah Makau mengumumkan penutupan hampir semua bisnis selama seminggu sejak Senin karena wabah virus.

Ancaman dari inflasi yang tinggi dan ekspansi ekonomi yang melambat terus membayangi pasar. Laporan ketenagakerjaan AS yang solid Jumat meredakan beberapa kekhawatiran resesi dan meningkatkan ekspektasi pengetatan moneter Federal Reserve.

Harga obligasi pemerintah AS beringsut lebih rendah, membawa imbal hasil tenor 10-tahun AS menuju 3,1 persen. Pembalikan di sepanjang kurva imbal hasil adalah tanda-tanda potensi penghematan ekonomi ke depan.

Pembacaan inflasi dari AS akhir pekan ini diperkirakan akan mendekati 9 persen, tertinggi baru empat dekade, menopang kasus Fed untuk kenaikan suku bunga jumbo Juli.

Laporan pendapatan perusahaan, sementara itu, akan menjelaskan kekhawatiran resesi yang berkontribusi pada penurunan kapitalisasi saham global senilai US$18 triliun pada semester pertama 2022.

“Data indeks harga konsumen akan menjadi penggerak inti risiko minggu ini dan kemungkinan mencetak 9 persen, yang akan menjaga imbal hasil obligasi AS menuju lebih tinggi," kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone Group, menulis dalam sebuah catatan. .

Di tempat lain, pound jatuh di tengah perlombaan politisi menggantikan Boris Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris.

Di Eropa, saluran utama untuk gas Rusia ke Eropa terputus untuk perawatan 10 hari mulai Senin. Jerman dan sekutunya bersiap-siap atas rencana Presiden Vladimir Putin menggunakan kesempatan tersebut dengan memotong arus untuk selamanya sebagai pembalasan atas dukungan Barat terhadap Ukraina setelah invasi Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper