Bisnis.com, JAKARTA – Hakim pengadilan yang mengawasi kebangkrutan pertama aplikasi pinjaman kripto Voyagers Digital Ltd mendapat kursus kilat mengenai aset digital dalam sidang perdana Voyagers di New York pada Jumat (8/7/2022) waktu setempat.
Mengutip Bloomberg, Minggu (10//7/2022), hakim Michael Wiles, yang mengatakan dia relatif baru dalam mengenal kripto, menerima pengetahuan tentang konsep-konsep seperti staking dan stablecoin dari seorang pengacara untuk Voyager.
Seperti diketahui, Voyagers mengajukan perlindungan Bab 11 pada awal pekan lalu, dan penggunanya kemungkinan tidak akan mendapatkan kepemilikan investasi mereka kembali.
Baik pengacara Voyagers dan Wiles mengakui pertanyaan hukum yang menggantung pada kasus ini. Misalnya, bagaimana tepatnya, pengadilan kebangkrutan harus memperlakukan aset digital.
“Saya pikir bagi banyak dari kita ini adalah wilayah yang belum dipetakan. Akan ada banyak potensi masalah hukum dari kesan pertama, kata”
Joshua Sussberg, pengacara Kirkland & Ellis yang mewakili Voyager, mengatakan dalam persidangan.
Baca Juga
Lebih lanjut, Wiles dengan cepat menggali hubungan Voyager dengan pemegang rekening, menekan Sussberg untuk rincian tentang apakah perusahaan bertindak sebagai penjaga uang pelanggan atau apakah pengguna lebih seperti deposan di bank. Fakta yang menarik bagi Wiles adalah dana sekitar US$350 juta yang dipegang oleh Metropolitan Commercial Bank atas nama pelanggan.
"Uang tersebut milik pelanggan dan akan pergi ke pelanggan itu," kata Sussberg, menambahkan bahwa perusahaan harus memilah siapa yang memiliki apa dan melakukan proses pencegahan penipuan sebelum mengembalikan uang nasabah.
Adapun sisa aset Voyager, termasuk gabungan aset kripto mencapai US$1,3 miliar. Perusahaan berencana untuk memberi pengguna bagian yang belum ditentukan dari kripto yang mereka miliki, saham di Voyager, token yang terikat pada platform dan bagian mereka dari setiap recovery money milik hedge fund yang sekarang bangkrut yakni Three Arrows Capital.
Christopher Marcus dari Kirkland & Ellis dalam persidangan mengatakan rencana itu bisa berubah jika Voyager dapat menemukan pembeli untuk bisnisnya. Perusahaan telah mengidentifikasi beberapa pihak yang berkepentingan dan akan terus mengejar penjualan bisnis.
Sementara itu, Voyager menangkis ancaman terhadap bisnisnya seperti bank yang mencoba menutup rekening mereka, negara bagian yang mencoba membatalkan lisensi mereka, dan pelanggan yang marah mengancam manajemen perusahaan.
“Kami fokus pada jalan ke depan. Tidak benar untuk berpikir bahwa tidak ada harapan," kata Marcus.