Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada perdagangan Jumat (8/7/2022) akibat dolar AS melemah. Namun, kenaikan harga emas tertahan lonjakan data tenaga kerja AS yang melampaui ekspektasi pasar.
Mengutip Antara, harga emas naik 2 sesi beruntun dipicu aksi beli investor setelah menyentuh level terendah dalam lebih dari 9 bulan dan dolar AS yang lebih lemah menambah daya tarik logam mulia.
Harga emas kontrak Agustus di divisi Comex New York Exchange, sedikit menguat US$2,6 atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada US$1.742,30 per ounce. Emas kehilangan 3,3 persen untuk minggu ini, mencatat penurunan mingguan keempat berturut-turut di tengah penguatan dolar AS.
Kerugian minggu ini juga yang paling tajam sejak pekan yang berakhir 6 Mei. Terlepas dari statistik mingguan yang suram, emas telah menunjukkan ketahanannya sejak menyentuh terendah 10 bulan Rabu (6/7) di US$1.730,70.
Hal itu merupakan indikasi bahwa emas mungkin sudah atau hampir, mencapai titik terendah dan mungkin tidak terlalu banyak mencatat kerugian.
"Kami melihat beberapa perburuan barang murah yang bagus setelah aksi jual emas yang dramatis. Jelas ada minat untuk membeli pada saat penurunan, setelah kemarin bergerak ke level terendah US$1.700-an. Dolar tidak meningkat lebih lanjut hari ini juga memungkinkan emas untuk bangkit kembali," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Baca Juga
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (8/7/2022) bahwa AS menambahkan 372.000 pekerjaan pada Juni, jauh lebih dari yang diperkirakan para ekonom dan tingkat pengangguran tetap tidak berubah pada 3,6 persen. Data pekerjaan yang positif sedikit membatasi keuntungan emas.
Investor juga menunggu laporan inflasi harga konsumen dan produsen AS yang akan dirilis minggu depan.