Bisnis.com, JAKARTA - BUMN pengelola jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) resmi mengalihkan kepemilikan sahamnya di 4 ruas tol sepanjang Trans Jawa ke anak usaha PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT). Aksi ini sebagai bagian dari restrukturisasi perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (6/7/2022), emiten berkode JSMR ini resmi memisahkan divisi regional Jasamarga Transjawa Tollroad dan memasukkannya ke dalam PT Jasamarga Transjawa Tol per 1 Juli 2022.
"Nilai keseluruhan transaksi adalah sebesar Rp18,11 triliun Dengan sifat hubungan afiliasi JTT merupakan perusahaan terkendali dengan jumlah persentase kepemilikan saham perseroan sebesar 99 persen atau lebih dari seluruh modal ditempatkan dan disetor JTT," terang manajemen dalam keterbukaan tersebut.
Adapun, kepemilikan ruas tol yang dialihkan ke anak usaha tersebut yakni ruas Tol Transjawa Jakarta-Cikampek, Surabaya-Gempol, Semarang Seksi A, B, C, dan Palimanan-Kanci. Berdasarkan laporan keuangan per akhir tahun 2021, total nilai aset keempat ruas jalan tol tersebut mencapai Rp5,78 triliun dengan pendapatan tol Rp2,49 triliun.
Selain ruas tol, JSMR juga mengalihkan kepemilikan di 10 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) ke JTT. Adapun, BUJT tersebut yakni JJC yang berlokasi di Bekasi, JSB di Semarang, TMJ di Semarang, JSN di Boyolali, JNK di Madiun, JSM di Sidoarjo, JGP di Pasuruan, JPT di Pasuruan, dan JPM di Malang.
Keterbukaan tersebut juga menyebutkan alasan internal pengalihan kepemilikan sehingga membentuk sub holding Tol Trans Jawa tersebut.
Baca Juga
Pertama, mendukung bisnis secara berkesinambungan, perseroan melakukan strategi financing dan asset recycling. Pemisahan ini menjadi implementasi program financing dan asset recycling yang diamanahkan dalam RJPP.
"Dengan dilakukannya pemisahan, perseroan dapat memperoleh pendanaan yang memperkuat struktur permodalan melalui pendanaan berbasis ekuitas dari pembentukan subholding Transjawa guna memperbaiki kondisi keuangan," jelas manajemen.
Kedua, mendukung pengembangan melalui skema equity fundraising dengan tetap menjaga solvabilitas perseroan. Dengan pertumbuhan pendapatan tol yang tinggi (CAGR 9,2 persen), pengelolaan operasi dan organisasi yang lebih efisien.
"Divisi Regional Jasamarga Transjawa Tollroad mempunyai potensi value yang dapat terus ditingkatkan melalui efisiensi di bidang operasional dan pemeliharaan meningkatkan dan menjaga kenyamanan, keamanan, dan kelancaran, serta menjaga kualitas jalan tol agar dapat memenuhi standar pelayanan minimal jalan tol," ungkapnya.
Ketiga, mempertajam dan mengoptimalkan strategi bisnis perseroan dalam pengelolaan aset-asetnya, maka pembagian peran strategis perseroan meliputi asset owner, asset manager dan asset provider.
Keempat, pemisahan Divisi Regional Jasamarga Transjawa Tollroad dapat menjadi katalis dan parameter bagi pemanfaatan aset-aset perseroan lainnya serta akan menjadi tolak ukur bagi implementasi pengembangan strategi perusahaan di masa yang akan datang.