Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Inflasi, Simak Rekomendasi Saham Emiten Ritel MAPI, LPPF, hingga RALS

Emiten ritel memiliki kesempatan menaikkan harga jual ketika inflasi terus naik.
Warga berbelanja pakaian baru, di Plaza Andalas, Padang, Sumatra Barat. Emiten ritel memiliki kesempatan menaikkan harga jual ketika inflasi terus naik. /ANTARA-Iggoy el Fitra
Warga berbelanja pakaian baru, di Plaza Andalas, Padang, Sumatra Barat. Emiten ritel memiliki kesempatan menaikkan harga jual ketika inflasi terus naik. /ANTARA-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan inflasi dinilai bisa memberi kesempatan bagi emiten ritel untuk melakukan penyesuaian harga jual. Namun risiko penurunan daya beli bisa berdampak negatif bagi kinerja emiten ritel.

Mirae Asset Sekuritas dalam risetnya menyebutkan para emiten ritel memiliki kesempatan menaikkan harga jual ketika inflasi terus naik. Langkah ini bisa berdampak signifikan pada konsumen segmen menengah ke bawah, tetapi tidak terlalu berpengaruh pada konsumen menengah ke atas.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menyebutkan bahwa peritel akan mengadopsi sejumlah strategi untuk menghadapi tekanan kenaikan harga jual yang diteruskan dari produsen. Di antaranya dengan mengurangi diskon, menetapkan harga produk komplementer, menyediakan produk bundling, dan menaikkan biaya tambahan.

“Strategi ini membuka peluang dan potensi bagi peritel untuk tetap bertahan serta melanjutkan strategi penetapan harga produk mereka. Penghematan yang berlanjut bisa menjadi booster produktivitas penjualan,” papar Christine, Rabu (6/7/2022).

Namun, sentimen inflasi dan naiknya pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen bisa memberi dampak negatif bagi peritel dalam jangka panjang, terutama pada ritel dengan segmen konsumen menengah ke bawah.

Mirae Asset Sekuritas memberi rekomendasi beli untuk saham LPPF dan MAPI dengan target harga masing-masing Rp6.700 dan Rp1.400. Sementara itu, saham emiten ritel yang perlu dicermati dan mendapat rekomendasi hold yakni RALS dan ACES dengan target harga Rp640 dan Rp780.

“Meski ada peluang pemulihan ekonomi di 2022, margin ACES tetap ketat karena masalah rantai pasok dan kenaikan harga minyak. Karena itulah kami menurunkan rekomendasi pada ACES karena valuasinya cukup menjanjikan meski SSSG turun,” jelasnya.

Sementara untuk RALS, Mirae Asset Sekuritas menurunkan target harga menjadi Rp640 yang didasari pada target price to earning (PE) 12 kali dari estimasi EPS 2022.

“Dengan pembukaan gerai baru yang masih lambat, RALS hanya akan mengandalkan pemulihan pendapatan dari toko existing,” katanya.

Sementara itu, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menyebutkan kenaikan inflasi memang menjadi sentimen negatif bagi emiten ritel. Namun data indeks keyakinan konsumen (IKK) yang mencapai level tertinggi dalam sejarah pada Mei 2022 dan adanya pelonggaran mobilitas bisa tetap menjadi katalis kinerja sektor ini.

Cheryl mengatakan saham emiten ritel yang bisa dicermati adalah MAPI dan AMRT. MAPI memiliki keunggulan pada brand yang ditawar yang identik dengan pusat perbelanjaan. Penjualan MAPI bisa meningkat di tengah pelonggaran PPKM yang memicu naiknya kunjungan mal.

“Sementara AMRT menjual kebutuhan sehari-hari dan mereka ekspansi ke seluruh wilayah Indonesia. Yang cukup menghadapi tantangan adalah ERAA karena produk elektronik relatif tinggi harganya,” kata Cheryl, Rabu (6/7/2022).

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper