Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) menuturkan masih mencari investor strategis asing untuk masuk menjadi pemilik saham perseroan.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, Mitratel saat ini telah memiliki beberapa investor strategis asing, yakni Government of Singapore Investment Corporation (GIC), Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG).
"Nanti setelah earning calls, kami ada beberapa permintaan dari investor asing untuk ketemu," ucap Hendra dalam webinar Henan Putihrai Sekuritas, Selasa (5/7/2022).
Menurutnya, investor yang akan ditemui Mitratel ini berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Hendra berharap dapat menemui investor strategis ini setelah pengumuman kinerja kuartal II/2022 pada Agustus mendatang.
Sebagai informasi, per 10 Juni 2022, tiga pemegang saham terbesar Mitratel adalah Government of Singapore dengan kepemilikan 5,73 persen atau setara 4,78 miliar saham.
Lalu, sovereign wealth fund Indonesia, INA, melalui entitasnya PT Maleo Investasi Indonesia sebanyak 5,97 persen atau 4,99 miliar saham, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebanyak 71,86 persen atau 60 miliar saham.
Baca Juga
Adapun, kepemilikan badan usaha asing dalam saham MTEL saat ini mencapai 14,8 miliar saham atau setara 17,75 persen.
Lebih lanjut, Mitratel tengah bersiap meningkatkan target pembangunan jaringan fiber optik perseroan. Hendra mengatakan, tahun ini pihaknya sempat menyebutkan menargetkan pembangunan 6.000 kilometer (km) jaringan fiber optik.
"Untuk target tahun ini, kami sempat menyebut [pembangunan fiber optik] 6.000 km. Tapi, permintaan fiber optik ini sangat tinggi," kata Hendra dalam webinar dengan Henan Putihrai Sekuritas, Selasa (5/7/2022).
Emiten berkode saham MTEL ini diketahui memiliki rencana untuk merevisi target pembangunan fiber optik menjadi lebih tinggi. "Jadi kami akan lebih agresif lagi," ucapnya.