Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pantau Kebijakan Moneter AS, Harga Emas Bergerak Variatif

Harga emas sempat bergerak naik di tengah kekhawatiran krisis ekonomi akibat inflasi di AS dan upaya Bank Sentral AS (The Fed) untuk menekan inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan.
Ilustrasi emas batangan/Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak variatif pada akhir perdagangan Jumat (1/7/2022) dengan pelaku pasar masih memantau kemungkinan pengetatan kebijakan moneter AS.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex tercatat terkoreksi 0,32 persen atau 5,80 poin ke US$1.801,5 per troy ons. Sementara itu, harga emas spot tercatat naik 0,23 persen atau 4,16 poin ke US$1.811,43 per troy ons.

Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan, harga emas sempat bergerak naik di tengah kekhawatiran krisis ekonomi akibat inflasi di AS dan upaya Bank Sentral AS (The Fed) untuk menekan inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan.

“Hal ini telah menyebabkan tarik ulur pada minat pasar terhadap logam emas sebagai aset aman. Tingginya inflasi biasanya mendorong aksi beli logam emas sebagai aset aman, sedangkan kenaikan suku bunga dapat meningkatkan naiknya nilai mata uang suatu negara, dalam hal ini, dolar AS, yang menekan minat beli pasar pada logam emas,” jelas Tim Riset MIFX dalam riset, dikutip Minggu (3/7/2022).

Tarik ulur ini telah menempatkan emas di level US$1800 sebagai level sentimen pasar saat ini. Namun demikian, meski harga emas melemah akibat kebijakan moneter agresif dari The Fed, daya tarik komoditas tersebut akibat inflasi yang tinggi tidak akan menyebabkan kejatuhan harga secara signifikan.

Laporan ISM Manufacturing PMI AS yang dirilis sebesar 53,0 di bawah ekspektasi 54,6 sempat menopang minat beli harga emas kembali ke level US$1.804,32.

Sekadar informasi, laporan ISM Manufacturing PMI AS biasanya menjadi salah satu tolok ukur pertumbuhan ekonomi. Namun demikian berdasarkan data sejak 2020 lalu, PMI AS telah mengalami penurunan 25 bulan berturut-turut, yang memicu kekhawatiran akan terus merosot ke bawah level 50 dan mengindikasikan krisis ekonomi yang fatal di AS.

“Sentimen pasar nampak masih dominan pada penguatan dolar AS. Dengan pergerakan harga emas di bawah level US$1.800 berpeluang memicu minat jual oleh pelaku pasar secara lebih signifikan dalam jangka menegah,” tambah Tim Riset MIFX.

MIFX memperkirakan, jika bergerak ke atas level US$1.800, emas berpeluang dibeli menguji resistance di posisi US$1.810.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper