Bisnis.com, JAKARTA — Goldman Sachs Group Inc. menilai ekuitas China akan semakin cerah menyusul kekhawatiran terjadinya resesi di Amerika Serikat.
Ahli Strategi Goldman Sachs Caesar Maasry dan Jolene Zhong dalam risetnya menuliskan, saham pasar berkembang bisa turun di kisaran 8 persen hingga 15 persen jika terjadi resesi di AS.
Hal ini justru menjadi peluang bagi saham China yang mendapat dorongan dari peningkatan indikator ekonomi makro.
Ekuitas China akan menjadi titik terang karena ketakutan akan resesi global membuat saham dari negara berkembang lainnya melonjak, menurut Goldman Sachs Group Inc.
"Terlepas dari kekhawatiran pasar mengenai potensi resesi AS, kami memperkirakan ekuitas China akan tetap didorong oleh aktivitas domestik, setidaknya dalam jangka pendek," ungkap analis dikutip dari Bloomberg, Sabtu (2/7/2022).
Sebagai catatan, indeks pasar berkembang MSCI telah mengalami penurunan 19 persen sepanjang tahun ini karena kekhawatiran investor terhadap inflasi dan langkah bullish The Fed menaikkan suku bunga secara agresif.
Baca Juga
Analis menyebut kerugian tersebut lebih pendek dari penurunan rata-rata 26 persen yang biasanya terlihat ketika Indeks S&P 500 turun setidaknya 10 persen.
Indeks S&P 500 turun sekitar 20 persen dari puncaknya pada Januari 2022 yang merupakan ambang batas untuk pasar bearish.
Menurut data Bloomberg, dalam satu bulan terakhir indeks saham China rata-rata mengalami peningkatan signifikan. ChiNext Index misalnya, mencatatkan kenaikan 13,17 persen, disusul Shenzhen Component Index yang terkeret 10,60 persen.
Sejumlah indeks saham China lainnya juga terpantau naik di kisaran 6,01 persen hingga 9,52 persen.